Kata Pengamat Soal Banjir di Bekasi: Ada Kesalahan Tata Ruang

Kata Pengamat Soal Banjir di Bekasi: Ada Kesalahan Tata Ruang

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Sabtu, 08 Mar 2025 10:02 WIB
Mobil dan motor masih terendam banjir di Mal Mega Bekasi. Seorang pemilik mobil yang terpakir di lokasi mengaku tahu insiden itu dari media sosial. (Taufiq S/detikcom)
Mobil dan motor masih terendam banjir di Mal Mega Bekasi. Foto: (Taufiq S/detikcom)
Jakarta -

Banjir besar melanda 7 kecamatan di kawasan Bekasi sejak Selasa (4/3/2025). Ketinggian air cukup bervariasi mulai dari 30 cm hingga lebih dari 2 meter. Hingga saat ini, ada beberapa titik yang diketahui masih terendam banjir meski sudah 2 hari berlalu.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan penyebab terjadinya banjir di Bekasi tidak terlepas dari kesalahan pada tata ruang Bekasi, terutama pada bagian saluran pembuangan air.

Ia mendengar banyak rumah dan bangunan yang terendam banjir, lalu menyalahkan pihak pengembang. Menurutnya, banjir Bekasi ini bukan sepenuhnya salah pengembang, melainkan ada tanggung jawab dari pihak pemerintah daerah hingga kementerian terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dikarenakan pengembang tidak akan bisa membangun rumah di lahan yang rawan banjir apabila pengajuan plan-nya tidak disetujui oleh Pemerintah Daerah Bekasi.

"Pengembang itu ketika dia mengajukan site plan, itu kan yang menyetujuinya Pemda. Tata ruangnya salah, artinya bukan pengembang saja yang salah, Pemda pun harus dilihat. Kebanyakan tata ruang, jadi tata uang, kan? Tata ruangnya apa, ada uang, jadi. Termasuk (membangun rumah) di sawah," kata Ali saat ditemui di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (7/3/2025).

ADVERTISEMENT

Ia juga menyoroti tata pembangunan saluran air di Bekasi yang terlihat janggal. Ia mengatakan saluran perkotaan di sana tidak terhubung satu sama lain.

"Masing-masing provinsi punya rencana tata ruang masing-masing, tapi nggak diintegrasikan. Saluran perkotaannya nggak bagus," ujarnya.

Ali menyebutkan semua pihak harus membereskan masalah ini bersama agar ke depannya tidak terjadi lagi. Mulai dari pengembang, Pemda Bekasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hingga Kementerian ATR/BPN harus bertanggung jawab.

Serupa dengan pernyataan Ali, Pengamat Properti Anton Sitorus juga mengatakan salah satu penyebab banjir besar di Bekasi ini adalah kesalahan pada perencanaan tata kota, terutama pada saluran airnya.

"Jadi kalau menurut saya itu udah kesalahan struktural perencanaan kota. Pengembangnya udah nggak bisa mengontrol masalah itu. Karena itu bukan cuma masalah di daerahnya dia, tapi udah seluruhnya. Ya gimana kalau kali-kalinya pada meluap semua kan," ujar Anton saat ditemui di tempat yang sama.

Menurutnya agar kejadian ini tak terulang kembali, kali-kali yang berada di sekitar Bekasi perlu dikeruk.

Lalu, ia juga menyoroti rumah-rumah yang dibangun di atas lahan bekas sawah. Menurutnya lahan bekas sawah seharusnya tidak dialih fungsikan menjadi lokasi pembangunan rumah. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang tidak solid dan kualitas air yang tak bagus.

"Tanah sawah memang nggak bagus. Secara fisiknya tanah sawah nggak bagus. Air tanahnya nggak bagus. Lalu juga kekuatan tanahnya juga perlu dipadetinnya juga banyak. Karena lama-lama turun-turun," jelasnya.

Namun, ia memahami alasan mengapa tanah bekas sawah tetap diminati adalah karena kebutuhan lahan yang meningkat dan harganya yang lebih terjangkau.




(aqi/abr)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads