Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, menjadi salah satu tokoh utama dalam inisiasi pembangunan Masjid Al-Ikhlas di Riverwalk Island, PIK. Ia tidak hanya memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini, tetapi juga secara langsung menginisiasi nama 'Al-Ikhlas' sebagai simbol ketulusan dan keberkahan bagi masyarakat sekitar.
Masjid Al-Ikhlas dibangun di atas lahan seluas 2.435 meter persegi dengan luas bangunan 1.248 meter persegi, mampu menampung sekitar 600 jemaah di dalam ruangan dan lebih dari 1.000 jemaah di area luar.
Dengan desain arsitektur Islamik Klasikal yang mengusung kubah emas dan dua menara, masjid ini mencerminkan kejayaan arsitektur Islam dari era Ottoman dan Timur Tengah. Pembangunan masjid ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 45 miliar dan ditargetkan selesai pada akhir 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara Pemancangan Perdana Masjid Al-Ikhlas yang berlangsung pada Jumat (7/3/2025) di Riverwalk Island, PIK, Nasaruddin juga mengungkapkan rencana pembangunan masjid yang lebih besar dengan kapasitas 5.000 jemaah yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2026.
"Dan nanti akan kita bangun lagi satu masjid agungnya. Yang lebih besar bisa nampung sampai 5.000 orang. Kita beri nama Masjid As-Adiyah. Itu nanti 5.000 orang ditambah dengan ada Islamic Centernya lah. Jadi ada lembaga pendidikannya di situ," ungkap Nasaruddin.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masjid yang akan dibangun nantinya tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban dan wadah kebersamaan bagi seluruh umat.
"Diharapkan seluruh peninjau, bahkan juga para penghuni muslim di sini, akan bisa melakukan shalat berjamaah. Baik Jumat maupun shalat jamaah biasa. Dan juga nanti akan menjadi pusat peradaban Indonesia juga ya. Jadi agama apapun juga bisa ikut memberikan kontribusi di dalam berbagai macam pertemuan-pertemuan di masjid ini," imbuh Nasaruddin.
Direktur Utama Agung Sedayu Group, Nono Sampono, menjelaskan bahwa selama ini masyarakat telah menggunakan beberapa masjid yang ada di sekitar kawasan. Namun, dengan berkembangnya area ini, dibutuhkan fasilitas ibadah yang lebih besar dan representatif.
"Sebelum ini masyarakat PIK 1 maupun PIK 2 telah menggunakan beberapa masjid antara lain Masjid Al-Hikmah yang berlokasi di Taman Wisata Mangrove, Masjid An-Nur di Pantai Indah Utara, Masjid Al-Muhajirin di Agung Sedayu Tower, Masjid Al-Khariah di Menara Syariah PIK 2, dan beberapa musola yang tersebar di berbagai lokasi. Namun, dengan kondisi tersebut di atas sehingga dipandang perlu untuk membangun lagi masjid yang ukurannya lebih besar sehingga dapat menampung kebutuhan masyarakat," ujar Nono.
Dengan kehadiran Masjid Al-Ikhlas dan rencana pembangunan masjid berkapasitas 5.000 orang, kawasan PIK diharapkan semakin memiliki fasilitas keagamaan yang memadai. Hal tersebut menjadi bukti bahwa kawasan bisnis dan hunian dapat berkembang selaras dengan penguatan nilai-nilai spiritual dan sosial.
(akn/ega)