Apartemen sewa jadi salah satu sektor yang terus mengalami peningkatan okupansi. Alasannya karena banyak ekspatriat yang tinggal di apartemen sewa dalam jangka waktu yang lama antara enam bulan sampai satu tahun.
Ekspatriat dan korporasi menjadi tenant utama dalam apartemen sewa, meskipun sejak pandemi COVID-19, variasi tenant mulai diwarnai dengan hunian yang bersifat short-term dari pasar domestik.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia dalam tajuk Jakarta Property Highlight 2H24, performa apartemen sewa memang erat kaitannya dengan aktivitas bisnis, baik international maupun nasional. Pada sebagian besar proyek, tercatat hunian apartemen sewa dihuni oleh WNA, diantaranya berasal dari Jepang, Korea, Tiongkok, Vietnam, Timur Tengah, dan Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejalan dengan hasil Property Outlook 2025, bahwa kondisi pasar apartemen sewa diprediksi akan terus membaik dan stabil. Performa apartemen sewa tidak terlepas dari keberadaan Ekspatriat sebagai tenant utama, untuk itu pengembang/pengelola perlu memahami preferensi ekspatriat dalam memilih hunian, diantaranya akses lokasi yang dekat dengan jaringan jalan tol, kluster perkantoran, sekolah internasional, entertainment hub dan rumah sakit," kata Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/2/2025).
Saat ini, rata-rata tingkat penyewaan terus meningkat ke angka 65,73 persen. Rata-rata harga sewa juga mengalami kenaikan 3,8 persen year-on-year (yoy). Untuk harga sewa sebenarnya, biasanya terkoreksi 5-10 persen dari harga sewa yang ditawarkan. Beberapa operator juga masih memberikan promo dan harga yang bisa ditawar.
Berikut ini rata-rata tarif apartemen sewa di area Central Business District (CBD) dan non-CBD Jakarta.
- Serviced Apartment - CBD : lebih dari Rp 400.000 per bulan per meter persegi
- Serviced Apartment - Prime non-CBD : sekitar Rp 350.000 per bulan per meter persegi
- Non-serviced, Purposed-Build Rental - CBD : Rp 150.000 per bulan per meter persegi
- Non-serviced, Purposed-Built Rental - Prime non-CBD : lebih dari Rp 200.000 per bulan per meter persegi
Pada Semester II 2024 ada 9.857 pasokan unit apartemen sewa dengan tingkat okupansi 65,73%. Diperkirakan akan ada tambahan pasokan 601 unit pada tahun ini.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/zlf)