Pasokan Rumah Tapak Ngegas 18%, Ini Faktor Pemicunya

Pasokan Rumah Tapak Ngegas 18%, Ini Faktor Pemicunya

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Kamis, 06 Feb 2025 17:15 WIB
Ilustrasi rumah
Ilustrasi rumah. Foto: dok. istimewa
Jakarta -

Sepanjang 2024 banyak terjadi pergolakan pada pasar properti. Hal ini tidak terlepas dari adanya pemilu yang digelar pada awal dan akhir tahun. Namun, Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mencatat bahwa pasar perumahan tapak di Jabodetabek stabil berkat adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Menurut Head of Advisory JLL Vivin Harsanto adanya insentif PPN ini menjaga penjualan rumah tapak tetap stabil. Tercatat, peluncuran unit rumah baru meningkat sekitar 18% pada semester II di 2024.

"Faktor utama yang mempengaruhi kondisi ini adalah perpanjangan insentif pembebasan pajak 100% hingga Desember 2024, yang semula dijadwalkan berakhir pada Juni 2024. Peluncuran unit meningkat 18% lebih banyak dibandingkan dengan semester I-2024 dan didominasi oleh produk dengan harga di bawah Rp 2 miliar," kata Vivin seperti yang dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain karena adanya insentif PPN, pasar rumah tapak tetap positif sepanjang 2024 disebabkan makin maraknya rumah dengan konsep ramah lingkungan atau sustainable.

"Tren keberlanjutan semakin menguat di sektor ini, ditandai dengan meningkatnya peluncuran produk baru bersertifikasi hijau pada skala proyek yang beragam," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Daya tarik lainnya dari pasar perumahan tapak adalah harga yang terjangkau, lokasinya yang strategis, akses dan infrastruktur yang lengkap, reputasi pengembang, lengkapnya fasos dan fasum, hingga kemudahan dalam pembayarannya.

Salah satu daerah di Jabodetabek yang berkembang di 2024 adalah Tangerang. Banyak muncul beberapa kota mandiri, baik yang bentuknya proyek berskala besar atau kecil di bawah 200 hektar.

Berbeda nasib dengan perumahan tapak, pasar kondominium justru tidak seramai di 2023. Menurut Head of Research JLL Yunus Karim menurunnya penjualan kondominium disebabkan karena adanya pemilu yang membuat pembeli menimbang situasi. Selain itu, pada 2024 tidak ada peluncuran kondominium baru sehingga antara pasokan dan permintaan tidak meningkat.

"Seluruh tahun (2024) hanya mencatat dua proyek baru yaitu Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Terdapat juga dua proyek yang telah selesai dibangun yaitu BRANZ Mega Kuningan dan The Newton 2 yang berlokasi di daerah Kuningan," ungkap Yunus.




(aqi/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads