Dubai adalah salah satu kota maju dengan teknologi canggih di dunia. Siapa sangka di dekat kota modern ini ada kota yang kondisinya berbanding terbalik lantaran sudah terlantar selama lebih dari 50 tahun alias lima dekade!
Dilansir dari Express, Minggu (26/1/2025), 'kota hantu' itu adalah Al Jazirah Al Hamra yang berarti pulau merah. Kota terbengkalai ini berjarak 113 kilometer dari Dubai.
Kota ini dulunya pulau pasang surut yang terbelah menjadi dua bagian, yakni bagian selatan Manakh dan bagian utara yang lebih kecil Umm Awaimir. Al Jazirah Al Hamra adalah kota autentik terakhir yang masih berdiri di Uni Emirat Arab (UEA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar dari 500 bangunan di sini dibangun dari batu koral tradisional. Bangunan tersebut dulu dihuni oleh suku Zaab yang mata pencahariannya pencari mutiara menggunakan 25 perahu.
Namun, sejak minyak ditemukan di bawah hamparan pasir pada 1950-an, UEA menjadi semakin modern. Warga pun meninggalkan kota tersebut untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Bangunan di Al Jazirah Al Hamra pun kosong dan hancur sejak penghuninya pindah antara tahun 1968 dan 1971. Kini, bangunan itu difungsikan sebagai museum terbuka yang menunjukkan kekayaan warisan budaya UEA.
Meski sudah hancur, masih banyak bangunan yang bertahan. Pengunjung dapat melihat arsitektur tradisional perpaduan pengaruh Arab dan India.
Peta yang berasal dari tahun 1820-an menunjukkan sejumlah masjid, termasuk satu masjid dengan 20 kubah. Di tengah reruntuhan kota hantu itu, bangunan tersebut masih dapat dilihat hingga kini.
Sisa-sisa sejumlah fitur arsitektur yang menarik dapat dilihat, termasuk lengkungan polos dan ornamen, serta sistem ventilasi dan pendingin yang dikenal sebagai penangkap angin, atau barjeel. Sisa benteng juga dapat dilihat dengan menara persegi panjang dan bundar.
Kota ini masuk dalam Daftar Sementara Warisan Budaya Dunia UNESCO, sehingga sudah dinominasikan oleh UEA untuk dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia.
Berdasarkan catatan detikcom, wilayah Al Jazirah Al Hamra pun sempat menjadi sengketa antara pemerintahan setempat dengan Abu Dhabi. Pihak Abu Dhabi mengklaim kalau tanah tersebut masuk wilayah kekuasaan dan berniat menjadikannya tempat wisata.
Kemudian, muncul isu penduduk yang tinggal di sekitar Al Jazirah Al Hamra dan di Dubai mengenai banyak jin atau hantu yang berkeliaran di sana. Para penduduk Dubai sendiri tak berani ambil risiko dengan tidak akan mau datang ke sana.
Hal itu berbeda dengan para turis yang justru penasaran dan mencoba datang ke Al Jazirah Al Hamra. Namun jika mau ditemani oleh pemandu Dubai, syaratnya adalah datang di siang hari saja. Orang setempat pun tidak menyarankan untuk datang ke Al Jazirah Al Hamra.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/abr)