Lee Shau-kee merupakan raja properti nomor 1 di dunia saat ini. Dia juga termasuk salah satu orang paling kaya di dunia. Namun siapa sangka, masa kecilnya sangat miskin. Berikut perjalanan hidup Lee Shau-kee yang dikutip dari Global Leaders Today dan Elite Biographies.
Masa Kecil Lee Shau-kee
Lee Shau-kee lahir pada 29 Januari 1928 di Shunde, Provinsi Guangdong, China. Keluarganya terbilang miskin, karena sulit untuk mengakses pendidikan yang layak.
Bahkan keluarganya tak bisa makan enak. Untuk membeli ikan saja mereka kesulitan. Mereka hanya bisa membeli ikan atau daging hanya dua kali dalam sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika terjadi Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada 1937, Lee dan keluarganya pindah ke Hong Kong untuk menyelamatkan diri. Di sanalah dia tumbuh dan menyelesaikan pendidikan dasarnya.
Sejak usia muda, Lee sudah menunjukkan minat dan bakat di dunia bisnis. Kebanyakan orang China daratan yang merantau memang memiliki daya juang yang tinggi. Berbekal pengalaman beratnya masa perang, dia terdorong untuk meraih kesuksesan.
Karier Lee Shau-kee
Saat dewasa, Lee Shau-kee bekerja di sebuah perusahaan trading valas dan emas. Sambil bekerja, Lee mengembangkan jejaring sosialnya serta belajar bahasa Inggris secara otodidak.
Dia beralih ke bidang properti atau real estate karena ia melihat peluang besar. Dia pertama kali terjun ke investasi properti pada 1958 dan memperoleh keuntungan besar.
Hal itu membuka jalan bagi dia untuk mengembangkan usaha bersama dengan Kwok Tak-Seng, yang kemudian bersama-sama menginisiasi pendirian Sun Hung Kai Properties Ltd. Perusahaan ini menjadi besar dan terkemuka di Hong Kong.
Hong Kong yang kemudian menjadi pusat perdagangan, mendukung bisnisnya melonjak drastis. Harga properti pun meningkat tajam. Lee Shau-kee pun menjadi miliarder.
Pada 1973, Lee keluar Sun Hung Kai karena adanya perbedaan pendapat dengan mitranya. Dia mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Henderson Land Development. Perusahaannya tak hanya moncer di Hong Kong, tetapi juga di China daratan.
Selain sukses di bidang properti, Lee juga melebarkan sayap ke sektor lain. Diversifikasi bisnisnya mencakup berbagai industri, seperti hotel, pariwisata, utilitas publik, dan layanan kesehatan.
Dia juga dijuluki 'tangan Midas' yang mampu mengubah sesuatu menjadi emas dengan sentuhannya. Hal ini tidak keliru, karena dia memang mampu menjalankan usaha apa pun menjadi sukses karena keterampilan berwirausahanya yang hebat.
Dalam dunia saham pun dia sukses besar dengan pilihan investasinya. Dia juga dijuluki sebagai 'Warren Buffett dari Hong Kong' dan 'Dewa Saham Asia'.
Pada 2019, usianya mencapai 91 tahun. Lee melepaskan posisinya sebagai chairman di Henderson Land. Jabatan itu diserahkan kepada anaknya, Peter dan Martin Lee.
Keluarga dan Kekayaan Lee Shau-kee
Lee menikah dengan Lau Wai-kuen dan memiliki lima orang anak, termasuk putra sulungnya, Peter Lee Ka-kit, dan putra bungsunya, Martin Lee Ka-shing. Tiga lainnya merupakan anak perempuan. Namun Lee Shau-kee dan Lau Wai-kuen bercerai.
Berdasarkan Forbes real-time net worth per 14 Januari 2025, kekayaan Lee tercatat sebesar USD 27,6 miliar atau sekitar Rp 447 triliun (kurs Rp 16.200).
Kekayaan tersebut membuatnya menjadi orang terkaya nomor 63 di dunia pada 2024. Namun khusus di bidang properti, dia adalah orang terkaya nomor 1 di dunia. Sementara di Hong Kong, dia merupakan orang terkaya kedua.
Lee pernah berpesan untuk menginvestasikan uang dan tidak hanya menyimpannya di bank.
"Gunakan uang Anda untuk menghasilkan uang. Simpan 'ember emas pertama' Anda atau kekayaan kecil tetapi kemudian gunakan untuk investasi. Jangan hanya memarkir uang di bank." kata Lee.
Demikian kisah hidup Lee Shau-kee yang pastinya dapat menginspirasi kita semua. Dengan usaha yang kuat, kita akan memperbesar kemungkinan mencapai kesuksesan.
(bai/row)