Kebakaran dahsyat di Los Angeles telah menghanguskan puluhan ribu rumah dan bangunan. Namun, ajaibnya, ada sebuah rumah di Malibu yang selamat dan tidak tersentuh oleh api. Rumah tersebut ditaksir senilai US$ 9 juta atau setara dengan Rp 146 miliar (Kurs Rp 16.224).
Lantas, siapa sosok pemilik rumah tersebut?
Rumah mewah yang selamat dari kebakaran LA tersebut merupakan milik David Steiner, seorang Profesor Pendidikan dan Direktur Eksekutif di Johns Hopkins School of Education, Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 67 tahun ini telah lama berkiprah dan memiliki jejak karir yang cukup panjang di dunia pendidikan Amerika.
Mengutip dari situs di Johns Hopkins School of Education, selain sebagai profesor dan direktur eksekutif, Steiner juga menduduki jabatan sebagai dewan Core Knowledge Foundation dan Relay Graduate School of Education serta anggota Practitioner Council di Hoover Institute, Stanford University.
Sebelum sampai di titik saat ini, ia juga pernah bergabung sebagai anggota Maryland State Board of Education dan Maryland Commission for Innovation and Excellence in Education. Lalu menjadi dewan Urban Teachers, Commissioner of Education untuk New York State sebagai Klara and Larry Silverstein Dean di Hunter College School of Education, serta menjabat sebagai Director of Education di National Endowment.
Dengan segudang peran yang pernah ia ambil, ia juga pernah terlibat dalam proyek-proyek penting. Saat menjadi Komisioner NYS, Steiner memiliki peran besar dalam pengadaan aplikasi Race to the Top senilai US$ 700 juta atau Rp 11 triliun yang berfungsi untuk mendukung penataan ulang standar negara bagian, penilaian, dan persyaratan sertifikasi guru.
Ia juga pernah mendesak adanya pendanaan untuk peluncuran kurikulum daring bernama EngangeNY yang bisa diakses oleh seluruh negara bagian di Amerika. Bahkan untuk memperjuangkan kurikulum daring ini, ia berkali-kali menemui pemerintah federal, para pemimpin pendidikan negara bagian, organisasi reformasi pendidikan, hingga universitas.
Pria asal Amerika ini juga dikenal sebagai penulis. Ia telah menerbitkan banyak buku, puluhan artikel, dan berpartisipasi dalam menulis sebuah bab.
Saat ini, ia telah mengantongi gelar dari Balliol College, Universitas Oxford (BA dan MA), dan Universitas Harvard (Ph.D. dalam ilmu politik).
![]() |
Sementara itu, terkait rumahnya di Malibu yang selamat dari kobaran api, ia mengungkapkan sebenarnya rumahnya dipersiapkan agar tahan terhadap guncangan gempa. Dindingnya dibuat dari semen dan batu, atapnya tahan api, dan tiang pancangnya ditancapkan 15 meter ke dalam batuan dasar untuk menahan hempasan ombak di bawahnya.
Ia tidak menyangka musibah yang justru menimpa rumahnya adalah kebakaran. Ia menuturkan rumahnya tak tersentuh api karena penggunaan atap tahan api dan plester dindingnya yang bagus.
"Aku berpikir, 'Jika suatu saat terjadi gempa bumi, itu adalah ancaman terakhir yang mungkin terjadi ke depannya.' Sejujurnya aku tidak berpikir bahwa kebakaran adalah ancaman terakhir yang justru terjadi. Arsitekturnya cukup bagus. Namun, yang paling bagus adalah plesteran dan atap anti apinya," jelasnya.
Dengan rendah hati, ia mengatakan meskipun peristiwa ini begitu ajaib, tetapi ini bukan sesuatu yang menyenangkan. Ia merasa rumahnya tidak seistimewa itu jika dibandingkan dengan rumah lain yang hangus. Ia meminta lebih baik mendoakan para korban yang kehilangan rumah daripada untuk dirinya.
"Aku menerima pesan teks dari orang-orang yang berkata, 'Kami berdoa untukmu. Sungguh mengerikan'," tuturnya.
Namun ia menanggapi pesan itu dengan rendah hati, "Aku berkata, 'Jangan doakan yang kehilangan harta benda (dirinya)'. Tetapi orang lain yang kehilangan rumah mereka," lanjutnya.
Saksikan juga Sosok: Desy Pujiarsi, Perupa Payudara Prostetik
(aqi/zlf)