Salah satu kota di Alaska, yakni Kota Whittier mendapat julukan 'kota di bawah satu atap'. Sebab, semua penduduk di kota ini tinggal dalam satu atap di sebuah gedung 14 lantai. Nama gedung tersebut adalah Begich Towers Condominium.
Hal ini memungkinkan karena menurut sensus pada 2023, jumlah penduduk di Kota Whittier hanya 263 orang. Dilansir New York Post, di dalam gedung 14 lantai tersebut terdapat sekitar 200 unit hunian.
Selain hunian, di dalam Begich Towers Condominium juga memiliki fasilitas penunjang lain seperti kantor pos, toko, binatu, rumah ibadah berupa gereja, terowongan ke sekolah, hingga taman bermain dalam ruangan. Bahkan di dalam gedung ini juga pernah ada kantor polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua warga tidak perlu repot-repot keluar gedung karena fasilitas penting ada semua di sana. Mereka juga tidak perlu mengantar jemput anak-anak karena sekolah berada di bawah gedung tersebut. Semua mobilisasi di dalam gedung juga sudah melalui lift.
Sebelum menjadi kota mandiri seperti saat ini, Kota Whittier merupakan pangkalan Angkatan Darat Amerika Serikat. Lokasinya berada di pantai Passage Canal, sekitar 60 mil dari Anchorage.
Lalu Begich Towers Condominium yang saat ini dipakai, dulunya merupakan bangunan tempat tinggal keluarga tentara pada 1950-an.
Pada saat militer masih aktif di Whittier, total populasi di kota tersebut sekitar 1.200 orang. Namun, populasinya menurun drastis setelah militer pergi pada hingga tahun 1960.
Selain karena kepergian militer, menurunnya jumlah penduduk di Kota Whittier juga dikarenakan daerah ini memiliki cuaca yang ekstrem dan sering terjadi badai. Bahkan salju di kota tersebut bisa setinggi 6,7 meter per tahun, 1.000 kali lipat lebih tinggi dari rata-rata normal nasional.
Di sisi lain, akses menuju kota ini juga terbatas karena lokasinya berada di antara perairan dan pegunungan es. Biasanya orang-orang datang ke Kota Whittier menggunakan kapal. Untuk mobilisasi melalui darat penduduk harus melewati sebuah terowongan di bawah gletser yang tidak dibuka 24 jam.
Apabila cuaca bagus, terowongan tersebut biasa ditutup pukul 22.30 waktu setempat. Namun, apabila terjadi badai atau cuaca buruk, terowongan tersebut ditutup lebih cepat, sekitar pukul 21.30 waktu setempat.
"Whittier terkunci di antara perairan dan pegunungan terjal, dan satu-satunya cara menuju ke sana adalah melalui terowongan satu arah sepanjang 2,5 mil yang ditutup pada malam hari," jelas Delventhal, pemilik akun TikTok yang tengah videonya tengah viral, seperti yang dikutip Kamis (2/1/2025).
Meskipun banyak tantangan, kota ini masih tetap hidup hingga saat ini karena banyak yang memilih menetap. Sebagian besar dari mereka bekerja di Pelabuhan Whittier, mengurus bidang perikanan, rekreasi, hingga pariwisata di kapal feri dan kereta api negara bagian.
(aqi/zlf)