Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menyoroti penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) PT BTN (persero) Tbk untuk generasi muda dan sektor informal. Ia mengapresiasi capaian BTN terkait hal itu sekaligus meminta adanya peningkatan.
"Saya juga mendapatkan info BTN memberikan KPR kepada informal 9,7% dari total penyaluran BTN. Artinya apa? Ada harapan masyarakat yang seperti kami temukan tiga hari lalu, pedagang bakso, pedagang sayur, kemudian juga pegawai Alfamart bisa mendapatkan rumah," ujar Ara dalam Puncak Acara Hari Ulang Tahun (HUT) KPR BTN ke-48 di Mal Kota Kasablanka, Minggu (15/12/2024).
Ara juga menyebutkan data yang menunjukkan BTN menguasai dan berperan untuk market share KPR sebanyak 40%. Ia berharap angka tersebut dapat naik menjadi 50-60%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar penerima KPR merupakan golongan anak muda, yakni milenial dan gen Z. Ia menilai hal tersebut adalah langkah yang bagus dan menunjukkan negara hadir bagi anak muda untuk memiliki rumah.
"Kemudian juga bisa menyalurkan kredit kepada milenial dan gen z. Tadi saya lihat angkanya sudah besar. Jadi ada harapan anak-anak muda Indonesia memiliki rumah dari umurnya," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan sekitar hampir 10% penyaluran KPR BTN kepada sektor informal. Menurutnya, sektor ini menjadi pekerjaan rumah (PR) BTN yang harus ditingkatkan lagi.
"Kami ke depannya mendorong sektor informal untuk bisa memiliki rumah lebih banyak lagi seperti sopir ojek online, kemudian juga tukang bakso dan sebagainya-sebagainya yang juga berhak untuk memiliki rumah di Indonesia," ucapnya.
Kemudian, ia juga menyebutkan data penyaluran KPR ke generasi milenial atau masangan baru sebesar 76,7%. Angka tersebut menjadi porsi terbesar dan memang merupakan target pasar BTN.
Selanjutnya, Nixon menyampaikan kepada awak media akan mendorong pemberian KPR kepada sektor informal tahun depan. Pihaknya sedang membuat skema pemotongan seperti yang sudah berjalan sekarang bekerja sama dengan perusahaan ojek online (ojol), sehingga sopir ojol dapat menabung melalui aplikasi ojol.
"Sopir (ojek) online dengan PT tertentu udah ada kerja sama, di mana mereka memotong harian, sehingga itu masukin ke tabungan dan itu menjadi angsuran. Mau kita cari pola-pola kayak gitu. Jadi ada si pemotongnya masukin tabungan, sehingga kita tidak melihat dari gaji, karena mereka tidak bergaji kan karena sektor informal, tapi kita melihat dari tabungan yang bisa ter-collect," jelasnya ke awak media.
Menurutnya, pola pemotongan seperti itu dapat mendorong penyaluran KPR kepada sektor informal. Ia berharap angka penyaluran KPR bisa mencapai 20% tahun depan untuk sektor informal.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)