Di tengah maraknya hotel dan penginapan yang menawarkan fasilitas lengkap dengan harga mahal, Jakarta masih punya penginapan dengan harga yang sangat murah. Dengan kocek Rp 15.000 sehari, orang bisa menginap di tempat ini.
Lokasi penginapan ini masih terbilang di sekitaran Jakarta, tepatnya di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Tim detikProperti berkesempatan mengunjungi penginapan tersebut. Seperti apa bentuknya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya detikProperti masuk ke area parkir mobil dari sisi barat. Lalu, kami memasuki salah satu pintu menuju lantai satu gedung terminal. Di lantai satu, ada banyak warung makan, minimarket, dan toko oleh-oleh.
Tak perlu bingung mencari penginapan, cukup menanyakan sekuriti atau petugas yang akan membantu mengarahkan ke tempat penginapan. Kami pun diarahkan untuk naik satu kali ke lantai Mezzanine (MZ). Lantai ini berisi tempat beli tiket, check point. Terlihat juga banyak porter menawarkan jasa.
Kami melewati area tap in dan naik ke lantai dua menggunakan eskalator. Kemudian, kami tersambung ke Gedung B, yakni tempat keberangkatan.
![]() |
Ketika keluar dari pintu 6, kami langsung dapat melihat gedung A. Gedung ini memang diperuntukkan untuk ruang istirahat sopir, penginapan, dan gedung serba guna.
Sebagian besar tembok Gedung A terbuat dari kaca, termasuk pintunya. Sementara itu, atapnya terlihat melengkung dan berwarna biru.
![]() |
Setelah menyeberang ke Gedung A, kami masuk ke salah satu pintu yang sudah terbuka lebar. Di dalamnya terlihat ruang serba guna kosong yang luasnya 576,5 meter persegi.
Diketahui, bangunan Gedung A ini memiliki luas sekitar 1.112 meter persegi. Area ini masih tampak sepi pengunjung menjelang siang hari itu.
Kami pun menemukan ruang penginapan yang tertutup rapat dengan pintu dan jendela kaca. Tertulis pada pintu 'RUANGAN BER-AC MOHON PINTU TUTUP KEMBALI'.
Ternyata benar, ketika kami masuk langsung disambut dengan udara sejuk. Ruangannya memang terasa dingin dari AC sentral. Tampak ada seorang petugas yang berjaga di sana.
Petugas Tarif Layanan Terminal Pulo Gebang, Juanda mengatakan ada dua lokasi penginapan. Yang pertama di Gedung A dan lantai 3 Gedung C, yakni tempat kedatangan.
Kami melihat kamar-kamar terpisah antara laki-laki dan perempuan. Deretan kamar perempuan mempunyai sekat pembatas tambahan, sementara kamar khusus laki-laki di luar sekat pembatas tersebut.
"Kalau di sini laki-laki ada sembilan kamar. Untuk perempuan ada delapan kamar. Kalau di lantai tiga ada delapan kamar (khusus laki-laki)," ujar Juanda di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Rabu (5/12/2024).
![]() |
Kamarnya berupa bilik-bilik yang terbuat dari rangka baja ringan yang dilapisi gipsum. Ukuran kamar bervariasi, kamar perempuan yang isinya satu kasur sekitar 2,3 x 2 meter, sedangkan kamar berisi dua kasur 3,3 x 2,3 meter.
Sementara itu, ukuran kamar laki-laki isi satu kasur sekitar 2,3 x 1,9 meter. Kamar yang lebih luas berisi dua kasur memiliki ukuran sekitar 3,8 x 2,3 meter.
Kamar tersebut tertutup pintu geser yang terbuat dari aluminium berwarna coklat. Tidak ada plafon penutup untuk setiap kamar, sehingga dibiarkan blong begitu saja. Pemandangan ketika tiduran adalah langit-langit bangunan dengan tiang-tiang dan saluran AC sentral.
Melihat sekitar kamar, tampak dindingnya tak begitu bersih. Lalu, terdapat satu stopkontak di sudut kamar.
![]() |
Kamar penginapan hanya berisi tempat tidur yang sudah termasuk dipan dan spring bed atau matras. Semuanya hanya dilapisi seprai atau alas kain, tak ada bantal maupun selimut.
Semua kamar perempuan sudah diutamakan mendapat tempat tidur. Akan tetapi, ada dua kamar tidur dengan matras tambahan.
Di sisi lain, kamar tidur laki-laki masih menggunakan matras. Semua kamar yang belum diisi pengunjung, matrasnya posisi berdiri bersandar pada tembok.
Meski isi kamar cukup sederhana, rasanya beristirahat di dalam sini sudah cukup nyaman untuk harga yang ditawarkan. Tempat tidur maupun matrasnya pun terasa empuk.
Apalagi ada udara dingin dari AC sentral dan suasana sekitar hening. Rasanya kamar penginapan ini sudah cukup nyaman untuk istirahat dan melepas lelah untuk beberapa jam saja sambil menunggu jam keberangkatan bus atau pagi hari tiba.
Juanda mengatakan kamar-kamar ini selalu penuh di malam hari, khususnya pukul 00.00 WIB hingga pagi hari. Dalam sehari bisa mencapai 30 penginap secara bergantian. Namun, paling ramai biasanya pada malam senin.
"Sehari bisa total 30-an (penginap). Tergantung hari sih dia. Lebih banyak di malam Senin," ungkapnya.
Ia mengatakan kamar penginapan dapat ditempati hingga 1x24 jam. Batas maksimal untuk cek out pada pukul 12 siang. Namun, terkadang ada kelonggaran jam tergantung pada jadwal pada tiket bus yang mereka miliki.
"Jadi dia masuk pagi tiket bus keberangkatannya sore kita kasih dispensasi. Jadi sesuai tiket keberangkatannya dia," jelas Juanda.
Di samping itu, Komandan Regu Operasional Terminal Pulo Gebang, Anwar mengungkapkan penginapan ini adalah fasilitas penunjang terminal untuk memenuhi standar kelayakan. Penginapan bisa menjadi tempat singgah beberapa jam sambil menunggu pagi hari tiba atau jam keberangkatan.
"Rata-rata orang yang datang cepat dari luar datangnya kecepatan nih, mau nunggu paginya. Yang udah paham, yang udah tahu jadwal segala macam dari daerahnya datangnya sampai sini ternyata tengah hari nih jam 2 atau jam 1. Kalau jalan malam mungkin berbahaya. Mereka lebih memilih untuk stay dulu di sini," katanya.
Adapun fasilitas yang didapat berupa kasur, stopkontak, dan kamar mandi. Bagi pengunjung yang ingin berbelanja oleh-oleh, makan, ataupun salat bisa ke lantai 1.
Menurutnya, penginapan ini bisa jadi opsi yang lebih aman dan nyaman bagi penumpang dibandingkan menunggu di kursi-kursi terminal. Sebab, penginapan ini sudah disertai keamanan dengan petugas maupun CCTV selama 24 jam.
Lalu, petugas kebersihan pun kerap membersihkan kamar tidur dan kamar mandi secara berkala. Untuk seprai tempat tidur diganti setiap dua hari sekali.
Kamar mandi perempuan berisi 2 shower, 2 kloset, dan 2 wastafel. Sementara itu, kamar mandi laki-laki mempunyai 4 shower, 2 kloset, 2 urinoir, 1 wastafel.
Adapun kamar mandi di lantai 3 Gedung C terdiri dari 3 bilik berisi shower dan kloset duduk maupun jongkok. Lalu, di luar bilik ada 5 urinoir dan 3 wastafel.
![]() |
Kamar mandi penginapan tak bersih-bersih amat. Banyak noda yang nempal pada lantai dan tembok. Sebagian nat keramiknya pun sudah tampak berwarna coklat. Namun, tidak ada bau tak sedap, justru tercium aroma sabun lantaran kamar mandi baru dibersihkan.
Semua fasilitas ini tidak bisa dinikmati oleh sembarang orang. Pasalnya, penginapan dikhususkan untuk penumpang bus yang sedang menunggu jam keberangkatan atau baru tiba. Ketika check in penginapan, petugas akan meminta KTP dan tiket keberangkatan.
"Murni syarat utamanya harus punya tiket. Harus punya tiket. Bener-bener jadi orang yang pengguna jasa terminal ini. Jadi yang bisa nginap sini nggak semua orang," tuturnya.
Satu tempat tidur diperuntukkan untuk satu orang saja dan dikenakan tarif Rp 15 ribu saja. Adapun kamar berisi dua tempat tidur tidak boleh diisi oleh lawan jenis, meski suami istri sekali pun. Namun, anak masih diperbolehkan sampai usia yang cukup mandiri untuk dipisahkan.
"Untuk biaya segini kan cukup murah Rp 15.000 untuk penghinapannya, pakai tambah mandi Rp5.000. Jadi total Rp20.000 kalau pakai mandi," imbuhnya.
(dhw/zlf)