Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung mengungkapkan salah satu cara agar masyarakat Jakarta memiliki air bersih, yaitu pembatasan penggunaan air tanah pada mal besar. Hal itu disampaikan dalam acara Debat Ketiga Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta,
Awalnya, pertanyaan terkait strategi penyediaan air bersih untuk warga Jakarta dilayangkan oleh moderator kepada Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 2, Dharma Pongrekun. Dharma pun menjawab sejumlah cara agar warga Jakarta memiliki air bersih, seperti menyediakan kolam penampungan air hujan, normalisasi 13 sungai, hingga adanya kolam pipi monyet atau waduk kering untuk menampung hujan.
Menanggapi hal tersebut, Pram mengatakan salah satu cara yang akan dilakukan pihaknya untuk menyediakan air bersih bagi warga Jakarta adalah melakukan pipanisasi atau penyediaan air bersih dari pipa yang tersambung dari 2 sistem penyediaan air minum (SPAM) utama Jakarta, yaitu SPAM Jatiluhur dan SPAM Krayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau itu bisa dilakukan, saya meyakini bahwa untuk kebutuhan masyarakat yang selama ini belum memperoleh, seperti yang saya sampaikan di visi misi tadi, mudah-mudahan di tahun 2029 semua masyarakat Jakarta sudah bisa menerima 100% air di mana pun mereka berada," tuturnya dalam acara tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan membatasi penggunaan air tanah pada mal-mal besar.
"Pengurangan konsumsi air tanah terutama oleh mal-mal besar, perusahaan-perusahaan besar yang mengambil air tanah secara langsung harus dilakukan pembatasan sehingga dengan demikian warga Jakarta tahun 2029 akan menerima air bersih," ungkapnya.
Pram membeberkan, berdasarkan data dari International Water Institute, baru 44% wilayah Jakarta yang tersambung dengan air bersih pipa. Menurutnya, dengan kedua strategi tersebut bisa mengatasi permasalahan air bersih di Jakarta.
Ia pun berharap pada 2029 nanti, 100% wilayah Jakarta akan memiliki air bersih.
(abr/zlf)