Hotel Jugoslavija atau Yugoslavia memiliki sejarah yang panjang dan pernah didatangi oleh tokoh-tokoh penting dunia. Mulai dari astronot Neil Armstrong, Ratu Elizabeth II, Presiden Amerika Serikat Richard Nixon dan Jimmy Carter, hingga bangsawan Belgia dan Belanda. Namun, setelah setengah abad berdiri, hotel ikonik ini akan dihancurkan.
Melansir dari Independent, Hotel Jugoslavija mengalami kerusakan parah setelah ada ledakan bom NATO pada 1999 lalu. Pada saat itu, tengah terjadi antara Serbia dengan separatis kelompok etnik Albania Kosovo dan melibatkan Amerika Serikat.
Imbas dari ledakan tersebut, sebagian besar hotel hancur. Pihak mereka hanya bisa memperbaiki sebagian karena hotel tersebut masih menerima tamu beberapa bulan setelah kejadian tersebut. Namun, keadaan ini tidak dapat mengembalikan kejayaan hotel tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Balkan Insight, Hotel Jugoslavija resmi berhenti beroperasi pada 2006. Setelah itu, hotel tersebut dibiarkan terbengkalai. Hingga pada awal tahun 2024, anak perusahaan dari Millenium Team, MV Investment tertarik untuk membeli lahan hotel tersebut, tetapi bangunan hotel harus dihancurkan. Mereka membeli bangunan dan lahan hotel tersebut sebesar 27 juta euro atau setara dengan Rp 463 miliar (Kurs Rp 17,152).
Nantinya, di atas bekas Hotel Jugoslavija akan dibangun kawasan komersial yang terdiri dari kompleks hunian dan bisnis modern dengan hotel kelas atas. Total investasi yang mereka targetkan dalam empat tahun ke depan sebesar 400 juta euro atau Rp 6,8 triliun.
Ketika ditanya mengapa Hotel Jugoslavija tidak dimasukkan ke dalam proyek besar mereka, juru bicara investor yang telah membeli hotel tersebut, Zivorad Vasic mengatakan ada beberapa alasan.
"Salah satunya (alasan hotel dihancurkan) adalah saat pengeboman tahun 1999, cukup banyak bagian hotel yang hancur. Kedua, industri perhotelan berubah total dan sangat besar. Jika Anda melihat hotel sekarang dan tampilannya sebelumnya, keduanya sangat berbeda," kata Zivorad Vasic seperti yang dikutip dari Independent pada Senin (4/11/2024).
Sementara itu, rencana penghancuran Hotel Jugoslavija ini mendapat protes dari warga sekitar. Mereka menilai bangunan ini seharusnya dipertahankan dan direvitalisasi sebagai bangunan bersejarah di kota Beograd, Serbia.
Svetlana Gojun, salah satu pengunjuk rasa mengatakan Hotel Jugoslavija merupakan bangunan yang mewakili sebagian besar sejarah kota tersebut.
"Separuh dunia datang ke hotel ini, mulai dari aktor, musisi, politisi, penulis. Semua orang terikat dengan hotel ini. Seluruh dunia tahu tentang hotel itu dan sekarang kita akan membiarkan hal seperti itu menghilang?" cecar Svetlana Gojun.
Arsitek dan pemandu wisata Matija Zlatanovic yang sering mengajak wisatawan ke hotel tersebut dan menjelaskan kekayaan sejarahnya mengatakan rencana pembangunan hotel baru tersebut menuai pro kontra. Beberapa khawatir ukuran bangunan yang akan dibangun di lahan bekas hotel tersebut nantinya terlalu besar dari hotel Jugoslavija yang hanya setinggi 150 meter terdiri dari 8 lantai saja.
"Ini mengikuti tren pembangunan menara di Beograd dan pendirian gedung-gedung tinggi di seluruh dunia. Dan kita masih harus melihat dampaknya terhadap lingkungan ini," ujarnya.
(aqi/aqi)