Infrastruktur berdampak luar biasa pada perkembangan suatu kawasan. Infrastruktur jalan tol misalnya, membuat aksesibilitas antar kawasan menjadi kian cepat dan mudah yang berdampak juga pada terus meningkatnya kebutuhan akan produk-produk properti selain peningkatan harganya yang progresif.
Area koridor barat Jakarta misalnya, dalam kurun waktu 10-20 tahun terakhir berkembang sangat pesat yang didorong oleh infrastruktur. Menurut Pengamat Properti yang juga Presiden Direktur ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa, 65 persen penjualan yang dibukukan ERA berasal dari area koridor barat atau Tangerang Raya.
"Sejak awal 2000-an kawasan ini berkembang sangat luar biasa yang dimotori oleh banyaknya pengembangan skala kota seperti Paramount Land, BSD City, Alam Sutera, Bintaro Jaya, Summarecon Serpong, hingga Lippo Karawaci. Pengembangan kawasan dari masing-masing pengembang ini memiliki ciri khas dan saat ini telah menarik minat masyarakat dari mana-mana untuk tinggal, berbisnis, ataupun hangout," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koridor barat berkembang karena infrastruktur, sarana transportasi publik, dan terus hadirnya berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Situasi ini juga mendorong hadirnya fasilitas pendidikan, bisnis, rumah sakit, maupun pusat perbelanjaan yang dibangun pengembang dan didukung infrastruktur menjadi daya tarik kuat koridor barat dibandingkan wilayah lainnya.
"Terlebih lagi Tangerang Raya ini didominasi oleh populasi generasi muda yang kebutuhan propertinya besar. Seiring pertumbuhan keluarga dan populasi seperti itu, pertumbuhan propertinya juga pasti akan positif, itu yang membuat properti di wilayah ini selalu diminati," imbuhnya.
Sementara itu Pengamat Tatakota dari Universitas Trisakti dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Joga mengatakan, konsep pengembangan kawasan perkotaan yang terintegrasi di koridor ini menjadi kekuatan dan nilai jual yang menjadi kelebihan kawasan dibandingkan area lain.
"Kota yang baik harus memiliki daya tarik kekinian yaitu modern dengan penerapan teknologi digital untuk kemudahan kota, ramah lingkungan, kawasan yang terintegrasi yang didukung fasilitas publik, hingga menawarkan visi masa depan. Situasi ini bisa dilihat di Kota Gading Serpong," bebernya.
Kota Gading Serpong hasil pengembangan developer nasional salah satunya Paramount Land, memiliki keunggulan antara lain infrastruktur yang baik, dekat dan mudah ke Bandara Soekarno Hatta dan berada pada titik sentral kawasan 3 T yaitu Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang. Kawasannya sangat berpotensi untuk menjadi magnet baru di barat Jakarta.
Kawasan 3T ditunjang dengan jalan tol lingkar luar (JORR 3) yang saling tersambung dengan jalan tol lain untuk menghubungkan kawasan besar Jabodetabek. JORR 3 akan dibangun tahun 2025 yang akan menyambungkan antara koridor barat dan timur yang melintas di area Gading Serpong selain transportasi publik MRT fase west-east.
Situasi ini yang dioptimalkan pengembang Paramount Land dengan menghadirkan produk-produk properti yang tepat dan kekinian sesuai dengan tren kebutuhan pasar. Setiap produk yang dihadirkan selalu berdasarkan riset pasar dan melalui serangkaian perencanaan yang matang.
"Dari paparan riset terkait Unveiling Greater Jakarta's Retail Landscape, tren untuk produk ritel atau komersial itu fokus pada komunitas dan berkonsep mixed use dan itu yang kami hadirkan. Gading Serpong telah menjadi integrasi ruang hunian, bisnis, dan entertainment hingga kawasannya menjadi hub untuk kawasan besar Jabodetabek," cetus Norman Daulay, Direktur Paramount Land.
Paramount Land sendiri telah sangat berpengalaman menghadirkan area komersial yang semuanya sukses diserap pasar. Hal itu tidak terlepas dari captive market yang telah terbentuk hingga adanya market puller untuk para pebisnis lebih mudah menentukan bisnis yang cocok untuk dijalani.
Mengutip akun instagram officialparamountland, perencanaan untuk pengembangan kawasan bisnis dilakukan untuk 5-10 tahun ke depan sehingga membentuk long-term sustainable business melalui beragam konsep area komersial seperti commercial strip, business loft, shophouses, dan lainnya. Sebelumnya dihadirkan Pasadena Square yang dikonsep sebagai '10 minute city', kali ini dihadirkan premium business natural vibe Maggiore Signature.
Menurut Henry Napitupulu, Direktur Eksekutif Planning & Design Paramount Land, Maggiore Signature merupakan street gallery dengan open corridor experience berupa bangunan berbentuk satu baris lurus untuk memudahkan pengunjung melihat deretan bangunan komersial dan menjangkau setiap toko dengan mudah.
"Bangunannya double fasad American Classic style dengan fasad belakang berbentuk open corridor selebar 7 meter untuk area pejalan kaki yang nyaman. Bangunannya juga memiliki area display yang luas untuk menerapkan open air business showcase sehingga bisa memberikan experience baru bagi pengunjung dengan kawasan komersial yang sangat asri dan hijau," jelasnya.
Kelebihan lainnya, lokasi produk komersial ini berseberangan dengan area terbuka hijau di sepanjang pesisir Danau Cihuni bernama Maggiore Hills Park seluas 2,3 hektar yang ditata asri, apik, dilengkapi pohon pinus, jogging track, taman bermain, toko tematik (pop-up), amphitheater, taman, dan lainnya.
Melihat laman laman resmi www.paramount-land.com, kawasan ini berlokasi di selatan Gading Serpong yang telah menjadi commercial hub dengan adanya Pisa Grande, Sorrento, Maggiore, dan sebagainya, kawasannya juga berbatasan langsung dengan BSD City. Selain itu ada banyak klaster hunian seperti Matera Residence, The Springs, Nava Park, dan dekat ke Maggiore Business Loft, Maggiore Junction dan Grande yang sudah terserap dengan baik.
(dna/dna)