Beli rumah terbengkalai ternyata bisa mendapatkan keuntungan. Kok bisa?
Seorang pria berusia 32 tahun, Anton Wormann bisa mendapat pundi-pundi uang setelah membeli rumah terbengkalai di Jepang. Ia membeberkan caranya untuk mendapatkan untung dari rumah terbengkalai yang dibelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir CNBC, Sabtu (19/10/2024), Anton Wormann, selalu memiliki ketertarikan pada proyek DIY (do it yourself) dan menciptakan ruang yang estetis. Jadi, ketika ia mengetahui bahwa rumah tetangganya telah lama terbengkalai, ia memutuskan untuk membelinya dan memulihkannya.
Setelah memeriksa, Wormann menemukan bahwa rumah tersebut telah kosong selama sekitar 10 tahun, sejak pemiliknya yang sudah tua meninggal dunia. Properti ini termasuk salah satu dari 9 juta "akiya" atau rumah kosong yang ada di Jepang, berdasarkan data resmi pemerintah hingga tahun 2023.
Sementara banyak negara mengalami krisis perumahan, Jepang justru menghadapi masalah sebaliknya kelebihan pasokan. Dari kota-kota padat hingga desa-desa yang asri, rumah-rumah kosong ini tersebar di seluruh Jepang, dengan harga yang menarik, hanya sekitar US$ 10.000 atau sekitar Rp 154 juta (kurs Rp 15.478) per properti.
Wormann tumbuh besar di Swedia, namun sempat tinggal di beberapa kota besar lainnya, seperti Paris, London, hingga New York. Namun, ia jatuh cinta pada Jepang saat mengunjunginya tahun 2015 untuk perjalanan bisnis. Setelah itu, ia kerap mengunjungi Jepang setiap tahun.
Setelah lebih mengenal budaya dan bahasa Jepang, Wormann menemukan kesempatan besar untuk membeli akiya, merenovasinya, dan mengubahnya menjadi properti sewa.
Setelah menemukan properti kosong, Wormann dapat menghubungi anak-anak pemilik dengan bantuan seorang tetangga. Wormann membeli properti yang sudah berusia 86 tahun tersebut seharga sekitar 8 juta Yen atau sekitar Rp 827 juta (kurs Rp 103), tidak termasuk biaya penutupan dan biaya lainnya, berdasarkan dokumen yang ditinjau oleh CNBC Make It.
![]() |
Properti tersebut masih dipenuhi barang-barang milik pemilik sebelumnya, yang merupakan hal umum terjadi pada properti terbengkalai di Jepang. Rumah itu juga terdapat banyak rayap dan membutuhkan perbaikan struktural yang signifikan. Wormann memerlukan waktu sekitar 15 bulan untuk merenovasi rumah tersebut.
"Saat renovasi di Tokyo, lahannya sangat sempit, jadi Anda harus menghancurkan satu bagian dan membuangnya begitu saja, karena jika tidak, renovasi tidak akan berlanjut," kata Wormann yang dikutip dari CNBC.
"Jadi bongkar, sewa mobil, bawa ke tempat pembuangan sampah, kembali lagi," lanjutnya.
Proses berulang seperti ini perlu dilakukan secara terus-menerus sepanjang seluruh tahapan yang berlangsung selama berbulan-bulan. Wormann menghabiskan sekitar 1.500 jam untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah tersebut selama sekitar satu tahun.
"Itu menyita pikiran saya. Saya tinggal di rumah itu selama setahun," tuturnya.
Ia menyatakan bahwa ia menghabiskan total 8 juta Yen atau sekitar Rp 827 juta untuk renovasi itu. Jika ditotal, diperlukan biaya US$ 110.000 atau sekitar Rp 1,7 miliar untuk pembelian dan renovasi properti. Saat ini, properti ini sangat diminati oleh wisatawan yang mengunjungi Tokyo dan disewakan dengan tarif sekitar Rp 7,7 juta per malam di Airbnb.
![]() |
Berdasarkan dokumen yang diperiksa oleh CNBC Make It, properti ini menghasilkan pendapatan sewa sekitar Rp 170 juta setiap bulan.
Proyek yang dikerjakan oleh Wormann kini telah berkembang menjadi usaha yang menguntungkan. Pria berusia 32 tahun ini sekarang memiliki delapan properti di Jepang, tujuh diantaranya sebelumnya adalah rumah yang tidak terpakai. Ia telah menyelesaikan renovasi tiga properti dan saat ini tengah merenovasi empat properti lainnya.
Menurut Wormann, dengan banyak cinta dan usaha, rumah-rumah terbengkalai yang mungkin dianggap "tua" dan rusak oleh sebagian orang dapat dihidupkan kembali dan diubah menjadi sesuatu yang indah.
(abr/abr)