Memiliki rumah di Jakarta dengan pendapatan 10 juta per bulan semakin menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama generasi millennial. Berdasarkan aturan perbankan, pembayaran cicilan rumah idealnya tidak melebihi 30 persen dari pendapatan bulanan.
Dengan demikian, seseorang dengan pendapatan 10 juta hanya bisa mengalokasikan sekitar 3 juta per bulan untuk cicilan rumah. Namun, dengan harga properti di Jakarta yang terus meningkat, mencari rumah dengan cicilan 3 juta atau kurang menjadi semakin sulit.
Salah satu opsi yang masih mungkin adalah mencari rumah di pinggiran Jakarta atau rumah second yang masuk gang. Meskipun demikian, banyak millennial yang lebih memilih untuk tinggal dekat dengan tempat kerja mereka di pusat kota, yang tentu saja meningkatkan tantangan dalam mencari rumah yang terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk dapat rumah yang cicilannya 3 juta atau kurang, mungkin kalau di Jakarta agak susah, mungkin kalau di pinggir-pinggiran sedikit masih ada gitu ya" Kata Anton Sitorus Pengamat Properti, dalam acara talkshow "BUMN Menuju Indonesia Emas", di Sarinah, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Solusi kreatif diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu pendekatan yang mulai dipertimbangkan adalah perubahan mindset dari memiliki rumah menjadi menyewa. Di beberapa negara maju seperti Singapura dan Hongkong, konsep leasehold atau menyewa rumah sudah umum diterapkan.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah mulai memfasilitasi opsi ini dengan menyediakan program rusunami dan rusunawa. Selain itu, program 3 juta rumah yang sedang dicanangkan pemerintah juga mencakup beragam tipe hunian, termasuk rumah sewa.
Dengan realita sulitnya memiliki rumah di Jakarta, menyewa rumah menjadi opsi yang layak dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang mengutamakan tinggal di pusat kota. Meski tantangan ini terlihat sulit di atas kertas, dengan kreativitas dan usaha, solusi perumahan yang sesuai masih bisa ditemukan.
(dna/dna)