Kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2025 rencananya akan naik dari yang semula 200.000 unit menjadi 300.000. Di satu sisi, masa tenor kemungkinan akan diperpanjang yang diharapkan dapat mendongkrak daya beli masyarakat.
Menanggapi hal ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan kebijakan tersebut mungkin saja terjadi, bahkan hingga masa tenor 40 tahun. Semua itu tergantung pada keputusan pemerintah nantinya.
"Bisa, bisa saja kalau itu policy-nya ditetapkan oleh pemerintah, bisa saja," kata Basuki kepada wartawan seusai acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) Kementerian PUPR di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta pada Kamis (10/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dengan adanya penambahan kuota dan semakin panjang masa tenornya diharapkan dapat mengatasi masalah backlog lebih cepat.
"Biar backlog bisa ditekan lebih jauh, karena kalau dulu, misalnya sekarang kita ngangsur Rp 2 juta 2 tahun lagi, Rp 2 juta itu kan kecil," ungkapnya.
Melihat catatan detikcom, rencana mengenai penambahan kuota FLPP menjadi 300.000 unit pada 2025 disampaikan oleh Anggota Satgas Perumahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Bonny Z pada Rabu (9/10/2024) lalu. Bahkan, dia menyebut nantinya kuota FLPP bisa terus bertambah, tidak berpatok pada angka tersebut.
Selanjutnya, kuota FLPP tersebut juga bisa ditambah dari Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Targetnya sekitar 34.000 unit akan disumbang dari Tapera apabila diizinkan oleh Kementerian Keuangan, Apabila ditotal, kuota FLPP untuk 2025 cukup besar, bisa mencapai 334.000 unit.
"Dari satgas menaikkan 100.000 (unit) dari 200.000 (unit). Jadi total 300.000 (unit). Tapi kalau Tapera disetujui oleh Kementerian Keuangan itu menjadi 334.000 unit. Nanti akan nambah (kuota FLPP tiap tahun)," beber Bonny di Hotel Le Meridien.
Pemerintah nantinya tidak akan kerja sendiri, mereka juga akan menggandeng pengembang. Salah satu taktik yang bisa diambil oleh pengembang untuk menarik pembeli rumah pertama adalah dengan memberikan tenor pembayaran rumah lebih panjang.
"Itu juga kita kembalikan ke sektor pengembang, jangan hanya pemerintah. Dia harus cerdik dalam memberikan strategi-strategi dan mengusung kepada pemerintah itu adalah memperpanjang kredit, itu akan bisa menaikkan daya beli. Menaikkan daya beli, yang lain juga bersedia, perbankan juga bersedia," jelasnya.
(aqi/zlf)