Sosok di Balik Berubahnya Hutan Karet di Jaksel Jadi Kawasan Elite

Sosok di Balik Berubahnya Hutan Karet di Jaksel Jadi Kawasan Elite

Sudrajat - detikProperti
Senin, 07 Okt 2024 06:15 WIB
Ciputra
Ciputra/Foto: Ilustrator: Edi Wahyono
Jakarta -

Entah bagaimana perasaan pengusaha nasional kelas kakap, Liem Sioe Liong alias Sudono Salim ketika ajakan kerja samanya ditolak taipan properti, Ciputra. Ciputra menolak ajakan pria yang akrab disapa Om Liem ini bekerja sama mengembangkan kawasan Sunter.

Suatu hari, Om Liem bersama rekannya Djuhar Sutanto datang menemui Ciputra. Kesuksean Ciputra mengembangkan kawasan Senen dan Ancol nampaknya membuat Om Liem kepincut. Om Liem dan Djuhar Sutanto kemudian mengajak Ciputra membangun kawasan hunian baru di Sunter, Jakarta Utara. Ajakan itu ditolaknya.

Rupanya, penolakan itu bukan tanpa alasan. Ciputra melihat potensi lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Om Liem, kawasan yang akan berkembang pesat dan nilainya akan bertambah terus itu ada di Jakarta Selatan. Pondok Pinang," sergah insinyur lulusan ITB itu penuh percaya diri.

Diceritakan dalam biografi bertajuk Ciputra The Enterpreneur of My Life karya Alberthiene Endah yang diterbitkan Gramedia, 2018, Ciputra beralasan kualitas tanah dan udara di Jakarta Utara kurang baik.

ADVERTISEMENT

"Akan kurang diminati kaum the haves," tegasnya.

Om Liem pun tak kuasa membantah argumentasi Ciputra, mengingat jejam rejak dia tak diragukan lagi. Om Liem dan Djuhar pun mendengarkan penjelasan lulusan ITB itu dengan seksama.. Mereka fokus dan manggut-manggut saja. Apalagi ketika Ciputra kemudian menjanjikan akan segera membuat masterplan berikut perizinan untuk menggarap proyek di Pondok Pinang. Ini bisa dipahami mengingat Ciputra telah dikenal baik oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Tapi ada satu kendala utama lelaki kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931 itu. Proyek tersebut butuh dana sangat besar dan dia tidak memilikinya. "Saya bersedia membiayai proyek Pondok Pinang," kata Om Liem dengan tenang. Juga setuju dengan pembagian saham 50-50. Dia rupanya sudah benar-benar terpikat dengan apa yang dipaparkan Ciputra.

Kawasan Pondok Pinang yang kemudian menjadi perumahan elit Pondok Indah semula adalah hamparan sawah kering. Juga ada bentangan luas kebun karet yang tua padat, dan lading palawija rumah penduduk. Lahan luas itu persis dibatasi oleh Jalan Haji Nawi dan Raido Dalam di utara. Di sebelah barat berbatasan dengan Ciputat, di selatan dengan Lebak Bulus dan Pasar Jumat, dan di timur berbatasan dengan Jalan Fatmawati.

Ketika tengah membangun perumahan di Bintaro, Ciputra kerap melintasi kawasan tersebut. Untuk mencapainya dia melewati Jalan Radio Dalam yang kala itu hanya 6 meter lebarnya. Selain itu, masih jalan berbatu.

Tanahnya bagus, tidak diwarnai banjir, dan tidak mengandung garam seperti di utara Jakarta. Udaranya relatif sejuk dengan sumber air yang bersih. Beberapa kali dia menyusuri lahan luas itu. "Saya membingkai dengan intuisi, seandainya lahan itu kami beli," Ciputra membatin sebelum kemudian bertemu Liem Sio Liong.

Dengan sokongan dana sang Taipan dan pinjaman dari perbankan Pondok Indah mulai digarap. Ciputra mengerjakannya dengan bendera Metropolitan Development yang didirikan bersama dua teman semasa kuliah di ITB, Ismail Sofyan dan Budi Brasali. "Ingat, kita akan sejahtera dari Pondok Indah puluhan tahu lagi," kata Ciputra kepada kedua sahabatnya itu saat mulai membangun pada awal 1980.

Lihat juga Video 'Keributan di Kantor Rekrutmen Jaksel, Dipicu Pelamar Dimintai Uang':

[Gambas:Video 20detik]

(jat/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads