Drama Bertetangga: Dimusuhi gegara Mau Jual Tanah, Alasannya Bikin Kaget

Drama Bertetangga: Dimusuhi gegara Mau Jual Tanah, Alasannya Bikin Kaget

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Jumat, 04 Okt 2024 16:02 WIB
Ilustrasi rumah
Foto: Getty Images/iStockphoto/BrianAJackson
Jakarta -

Seorang pria asal Britania Raya mengaku dikucilkan tetangga-tetangganya setelah mendapat tawaran menarik dari pengembang. Ada pengembang yang mengincar rumah beserta lahannya yang luas untuk dibangun kompleks berisi 62 unit rumah.

Dikutip dari Daily Mail, pria bernama Perry Mason dengan senang hati bersedia menjual propertinya di Maidstone. Meski sampai dimusuhi tetangga, Mason tidak peduli dengan omongan mereka.

Izin perencanaan untuk pembangunan yang kontroversial itu sebenarnya sudah lama diterbitkan walau ada penolakan keras dari warga setempat. Akan tetapi, warga meyakini pengembang pengembang perlu mengulang proses itu lagi karena kurangnya tindakan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pengembang berdalih sudah memasang sepotong trotoar di dekat lokasi tersebut empat hari sebelum batas waktu konstruksi pada 20 Desember 2021. Dengan begitu, mereka telah melakukan 'awal material' pada pekerjaan, sehingga tidak perlu meminta izin lagi.

Drama soal pembangunan perumahan baru membuat Mason harus menghadapi kenyataan bahwa ia akan mengkhianati tetangganya kalau menjual tanahnya. Apaun hasilnya, Mason yakin akan merasa untung.

ADVERTISEMENT

Dulu ia membeli rumah seharga Β£40,000 atau sekitar Rp 812 juta (kurs Rp 20.308) 24 tahun lalu. Meski enggan menyebutkan nominal tawarannya, Mason mengatakan tawarannya jauh lebih besar dari harga rumahnya yang dulu.

"Dari sudut pandang egois, saya harap (perizinan) disetujui. Pengembang ingin membeli rumah kami," ujar Mason dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/10/2024).

"Mereka telah memberi kami tawaran yang tidak dapat kami tolak. Itu luar biasa. Nilainya terus naik dan naik selama proses ini," tambahnya.

Jika proses perizinan berjalan lancar, Mason berencana menjual properti miliknya dan pindah rumah. Ia juga tidak mengkhawatirkan omongan tetangga.

"Tidak masalah bagiku apa yang terjadi, aku senang. Namaku di sini bagaikan lumpur. Aku tidak populer," ungkapnya.

Mason mengatakan penduduk setempat yang tinggal beberapa meter darinya marah besar kepadanya. Bahkan, ada yang memaki-maki dirinya di jalan karena situasi tersebut.

"Saya tidak peduli sedikit pun. Saya sudah tinggal di sini selama 28 tahun dan sudah melihat semuanya. Orang-orang yang mengeluh seharusnya melihat situasi ini. Jika Anda membeli rumah dengan tanah lapang yang luas di belakangnya, Anda harus siap dengan kemungkinan rumah-rumah akan dibangun," tutur Mason.

"Ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Ini sudah berlangsung lama. Mereka seharusnya sudah mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Tidak ada gunanya mengeluh tentang hal ini sekarang," lanjutnya.

Sebanyak 110 surat penolakan dilayangkan oleh warga. Lalu, ada juga penolakan dari tiga anggota dewan distrik.

Mason mendapat pandangan aneh hingga kecaman secara verbal karena keputusannya untuk menerima tawaran pengembang. Padahal, ia yakin warga lainnya pun akan menerima tawaran seperti dirinya bila ada kesempatan.

"Mereka semua akan melakukan hal yang sama seperti saya. Saya harus mengurus prioritas pertama," ucapnya.

Di sisi lain, para warga tidak sependapat dengan keputusannya. Bahkan, mereka siap melawan kalau pembangunan tetap dijalankan.

"Kami berniat melawan ini dengan sekuat tenaga. Ini arogan. Ini konyol. Berpikir Anda bisa memasang pembatas jalan dan semuanya baik-baik saja adalah tindakan yang gila," kata salah satu warga.

Alasan warga menolak antara lain karena pembangunan akan sangat bising. Mereka juga mengaku akan pindah rumah bila pembangunan kompleks benar terjadi.

"Suaranya pasti mengerikan. Kami akan pindah jika proyek ini dilanjutkan. Itu tidak dapat dibenarkan. Jalan di sini sudah menjadi tempat 'pembuangan' mobil," ungkapnya.

Warga lain menyebut pembangunan kompleks nanti akan menimbulkan kekacauan lalu lintas. Mobil-mobil akan sulit bergerak, sehingga aksesibilitas permukiman di situ akan kacau.

"Orang-orang parkir tepat di luar rumah saya. Semua rumah tambahan itu akan memperburuk keadaan dan menambah kemacetan akan menjadi mimpi buruk," kata seorang warga.

Kemudian, warga lain Gavin Williams menyebut kompleks tersebut akan mengacaukan lingkungan sekitar permukiman.

"Pasti ada tempat yang lebih baik? Itu akan berdampak ke tempat tinggalku. Aku akan mengawasinya. Itu juga tepat di sebelah cagar alam, itu mengerikan," kata Williams.

Sebagai informasi, tidak ada indikasi bahwa warga yang disebutkan terlibat dalam perundungan terhadap Mason.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/dhw)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads