Dunia arsitektur RI kembali meramaikan kancah internasional. Salah satunya seperti yang dilakukan Prodi Arsitektur President University yang mempresentasikan tiga paper di forum arsitektur internasional yang digelar pada 10-12 September di Kyoto, Jepang.
Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kualitas riset dan inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa dan dosen, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam dunia arsitektur global.
Sebelumnya, lembaga ini juga telah menjuarai Building Modeling di Malaysia tahun ini, menegaskan komitmen mereka untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu arsitektur yang berkelanjutan dan relevan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan partisipasi aktif di forum internasional, prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi institusi lain di RI untuk lebih giat berinovasi dan berkolaborasi dalam menciptakan desain yang tidak hanya estetik, tetapi juga responsif terhadap tantangan lingkungan dan sosial.
"Kami telah mempresentasikan 3 (tiga) paper pada kegiatan The Architectural Institute of Japan (AIJ) International Symposium on Architectural Interchanges in Asia (ISAIA), di Kyoto Japan," ungkap Kaprodi Arsitektur President University Selly Veronica di Jakarta, Jumat (20/9/2024) lalu.
Simposium tersebut merupakan kolaborasi antara Architectural Institute of Korea (AIK) dan Architectural Society of China (ASC) dengan mengankat tema "Architect-ing What?: Rethinking the Foundations of Human Existence.
"Ketiga judul paper kami tersebut adalah (1) Exploring Spatial Awareness: Integrating Workshop-Based Learning in Design Process Study; (2) Inner vs. Outer Kajang: A Spatial and Cultural Divide; (3) Symbiotic Space: Coexistence in Multiethnic," jelas Veronica.
Menurutnya, buah dari pendidikan yang sangat unik dan menarik dengan fokus pada inovasi untuk mencetak pemimpin arsitektur yang berdaya saing global telah mampu mengangkat nama Prodi Arsitektur President University di level internasional.
"Dengan metode ajar bahasa inggris full lalu ditambah dengan konsep project actual base, dimana pendidikan arsitektur tidak hanya secara teoritis dikelas namun dengan pengalaman ruang. Sehingga aplikasinya lebih humanis, para mahasiswa mendapat experience pengalaman ruang untuk memunculkan desain yang lebih inovatif, lebih kontekstual, dan lebih peka," ungkapnya.
Tak hanya itu, letak kampus yang strategis yang dikelilingi oleh sekitar dua ribu perusahaan tenants dari Jababeka dan bekerjasama demgan berbagai perusahaan telah menjadikan benefit artsitek yang besar bagi para mahasiswa President University yang tidak didapat ditempat lain.
"Kita menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan baik nasional maupun multinasional yang ada di kawasan Jababeka. Dengan fasilitas itu para mahasiswa mendapat internship praktik langsung aristektur di dalam kawasan sehingga mereka memiliki prospek dan portfolio build yang lebih komprehensif. lebih dari sekadar membuat desain sebuah bangunan," jelas Veronica.
Saat ini, mahasiswa Prodi Arsitektur President University sendiri tidak hanya berasal dari Indonesia, banyak diantaranya berasal dari Myanmar, Timor Leste, China dan Denmark.
"Kami terus aktif mendorong para mahasiswa untuk mengikuti berbagai simposium, sayembara desain dan confrence tingkat internasional. Termasuk memberikan program internship 1 tahun dan student exchange di kampus-kampus mitra President University di luar negeri," pungkasnya.
Dekan Fakuktas Arts, Design dan Arsitektur, Dr. Agus Canny, M.A., M.Sc turut menyampaikan bahwa prodi arsitektur, President University sangat istimewa karena menerapkan pendekatan interdisipliner yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
"Dalam konteks arsitektur, ini berarti mahasiswa tidak hanya belajar tentang desain bangunan, namun isu-isu sosial dan lingkungan dengan fokus pada Inovasi dengan mengembangkan teknologi baru dalam bidang arsitektur," tandas Agus Canny.
(dna/dna)