Garang, trengginas, intimidatif, disegani dan pantang menyerah. Karakter itu cocok disematkan pada seorang Zlatan Ibrahimovic. Pesepakbola Swedia ini memang dikenal sosok yang berani dan menakutkan di lapangan.
Mungkin masih ingat, meme-meme bermunculan di media sosial soal bagaimana Zlatan mendominasi setiap hal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Saat Zlatan bikin email, emailnya bukan zlatan@gmail.com melainkan gmail@zlatan.com'
'Saat Zlatan bercermin, tak ada objek lain di sana, hanya ada Zlatan'
'Ketika Zlatan tak masuk sekolah dua hari, di situ lah cikal bakal lahirnya Sabtu-Minggu'
'Virus Corona bertemu Zlatan, Virus Itu Dikarantina 14 Hari'
dan meme-meme kocak lainnya.
Sosok Zlatan yang mendominasi tak hanya terjadi di lapangan hijau. Zlatan juga begitu di kehidupan sehari-hari. Dalam buku memoir 'I am Zlatan' yang dipublikasikan oleh Random House, diceritakan bagaimana Zlatan mendapatkan rumah impiannya.
Ada suatu masa Zlatan dan istrinya, Helena Seger selalu berkeliling kota di Swedia untuk mencari rumah impian. Mereka membuat daftar 10 rumah teratas yang jadi incaran. Daftar teratas adalah rumah mewah bergaya Eropa di Limhamnsvagen, Malmo. Zlatan dan Helena sudah ngebet banget sama rumah itu.
"Rumah itu paling bagus di Malmo. Tapi ada satu masalah," ujar Zlatan seperti dikutip dari Deadspin, Rabu (18/9/2024).
Masalahnya, rumah itu sedang ditempati. Tidak juga dijual. Tapi, Zlatan adalah Zlatan yang pantang menyerah. Dia akan mencari cara agar impiannya tercapai.
![]() |
Suatu hari, Helena pergi ke IKEA. Di sana dia bertemu temannya dan saling melempar cerita termasuk soal keinginannya membeli rumah di Malmo itu. Gayung bersambut, temannya kenal dengan pemilik rumah. Helena kemudian minta dipertemukan dengan mereka.
"Kamu bercanda," ujar temannya.
"Tidak sama sekali," jawab Helena.
Singkat cerita temannya ini kemudian menceritakan ke si pemilik rumah soal maksud Zlatan dan Helena. Tapi benar dugaan, si pemilik ogah menjualnya. Mereka senang tinggal di sana dengan lingkungan yang tenang, tetangga baik, dan suasana hijau nan asri dan bla bla bla.
Zlatan tak puas. Itu bukan jawaban baginya. Dia bilang, jika benar pemilik tak mau menjualnya, mereka harus mengatakannya di depan muka Zlatan. Bukan lewat temannya.
"Tidakkah menyenangkan bertemu Zlatan dan Helena sambil ngopi? Tak semua orang bisa dapat kesempatan itu," kata Zlatan.
Pemilik rumah sepakat. Bertemulah Zlatan dan Helena dengan mereka. Saat masuk ke gerbang rumahnya, Zlatan memuji 'indah, indah indah indah, rumah yang indah yang kau punya ini'.
![]() |
"Kita di sini, karena Anda tinggal di rumah kami," seloroh Zlatan yang disambut gelak tawa dari si pemilik rumah.
Zlatan kemudian berkata: "Anda boleh menganggap ini goyunan, tapi saya serius. Saya serius berminat beli rumah ini," katanya.
Tapi lagi-lagi, niat Zlatan itu ditolak. Mereka tak berniat menjualnya.
Zlatan tak menyerah. Dia menganggap ini permainan, seperti di bursa transfer pemain bola. Dia berpikir rumah ini punya harganya sendiri. Dia bisa melihat dari sorot mata si pemilik.
"Aku tak ingin melakukan apa yang aku tak tahu. Aku pemain bola. Negotiator. Aku akan mengirimkan orang untuk membuat kesepakatan," katanya.
Zlatan merasa ini pasti ada batasnya. Dilobi sedikit, pasti dia mau melepas rumahnya. Akhirnya dia mengirimkan pengacara untuk membuat kesepakatan.
"Tak ada kata tidak. Dapatkan dengan harga berapapun. Tapi usahakan tawar sekecil mungkin," pesan Zlatan ke si pengacara.
Zlatan dan Helena harap-harap cemas menunggu kabar dari pengacara. Mereka menunggu di rumah hingga telepon mereka berdering.
"Mereka mau melepasnya 30 juta!" kata pengacara.
"Tak ada lagi yang harus dibahas. Kita membelinya dengan harga 30 juta kronor atau setara US$ 3,5 juta (Rp 45 miliar), dan sejujurnya, dengan uang segitu banyak mereka akan buru-buru meninggalkan rumah," ujar Zlatan.
Tapi, itu baru permulaan. Eks Striker dan pelatih AC Milan ini dibuat pusing harus merenovasi beberapa bagian rumah. Dia ingin membuat tembok pagar lebih tinggi, namun dilarang oleh Dewan Kota.
"Apa yang bisa kami lakukan? Kami menginginkan tembok yang lebih tinggi sehingga tidak ada penggemar atau penguntit yang bisa berdiri di luar sana dan melihat kami. Jadi kami malah menggali lebih dalam. Kami menurunkan permukaan tanah," katanya.
Akhirnya Zlatan mendapatkan rumah impian dia dan istri. Namun, pada 2015 lalu dilaporkan Zlatan menjual rumahnya ke atlet NHL, Carl Soderberg.
Dari cerita ini, meme kocak soal Zlatan kembali muncul.
Warganet pun berseloroh: 'Zlatan tak beli rumah, tapi rumah yang beli Zlatan'.
(zlf/zlf)