Perkembangan sektor perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta masih stagnan pada semester I 2024. Walau demikian, sektor perkantoran hijau atau green building office justru menunjukkan peningkatan.
Dari laporan Knight Frank yang bertajuk Jakarta Property Highlight 1H24, tingkat okupansi perkantoran hijau meningkat seiring dengan adanya stok yang masuk awal tahun 2024. Kondisi tersebut diikuti dengan harga sewa yang meningkat sekitar 4%.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa ada peningkatan okupansi ruang kantor berbasis green sebanyak 3%. Dari sekitar 1.000.000 m2 pasokan ruang, tingkat keterisian perkantoran hijau menyentuh angka 72%. Total serapan ruang green office saat ini terhitung paling baik dalam 3 semester terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu merupakan capaian positif di tengah koreksi yang terjadi pada kelas perkantoran lainnya. Fitur kantor hijau ini menjadi diferensiasi pada performa sektor gedung perkantoran di tahun ini.
Sementara itu, secara keseluruhan, di semester I 2024 stok ruang perkantoran CBD Jakarta bertambah menjadi 7.326.495 m2 dengan tingkat keterisian mencapai 75,13%. Untuk rata-rata harga sewanya masih stagnan dari sebelumnya, yaitu sekitar Rp 250.000-350.000 per bulan per meter persegi (m2), tergantung dari lokasi kantor.
Sebagian besar penyewa ruang kantor yang ada di CBD Jakarta yaitu dari industri fintecg, asuransi, IT, pertambangan, dan agribisnis. Diperkirakan, dalam 2 tahun ke depan akan ada 2 tower gedung perkantoran baru di CBD Jakarta.
"Setelah tertahan di paruh pertama tahun 2024, sektor perkantoran diharapkan dapat mulai perlahan bangkit dari paruh kedua tahun 2024. Optimisme pada ekosistem gedung hijau diharapkan dapat terdifusi pada seluruh ekosistem gedung
perkantoran di CBD Jakarta saat ini," kata Countrey Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip dalam keterangannya, dikutip Jumat (30/8/2024).
(abr/dna)