Buat kamu para pemilik rumah mungkin sudah familiar dengan material bata ringan atau banyak yang menyebutnya hebel. Material satu ini bisa dibilang sering jadi pilihan karena kokoh dan tahan lama. Ukurannya cang lebih lebar seringkali jadi pilihan untuk membuat dinding rumah yang lebih cepat ketimbang menggunakan bata merah.
Apa kamu tahu sejarah ditemukannya bata ringan atau hebel ini?
Mengutip Hebel.com, hebel merupakan material yang terbuat dari Beton Aerasi Autoklaf (AAC), yakni material ringan dan ramah lingkungan yang pertama kali dikembangkan di Skandinavia pada tahun 1920-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AAC awalnya mengalami peningkatan popularitas yang pesat di seluruh Eropa karena sifat insulasinya yang unggul dan kemudahan pemasangannya.
Baru beberapa dekade kemudian potensi penuh AAC terwujud. Pada tahun 1945, insinyur konstruksi Jerman yang bernama Josef Hebel memelopori proses manufaktur di mana panel AAC prafabrikasi diperkuat dengan baja. Proses tersebut ternyata sangat meningkatkan kekuatan material dan keandalan struktural.
Produk yang dipatenkan, yang ia beri nama 'Hebel', juga mempercepat waktu konstruksi tradisional.
Produk ini menjadi penting dalam pembangunan kembali kota-kota Jerman yang hancur akibat Perang Dunia II. Dengan keberhasilan lokal ini, ekspansi global segera terjadi, karena Tn. Hebel membangun pabrik di Timur Tengah, Asia, dan Eropa Raya.
Pada tahun 1989, perusahaan bangunan terkemuka Australia yang bernama CSR, menyadari kebutuhan lokal akan alternatif untuk produk batu bata standar. Dengan menggabungkan pengetahuan dan keahlian industri yang telah lama ada dengan produk yang diakui secara global, lahirlah merek 'CSR Hebel'.
Pabrik manufaktur pertama dibangun di Somersby NSW, dengan produksi AAC pertama di Australia dimulai pada tahun 1990.
(dna/dna)