BP Tapera bersama Japan Housing Finance Agency (JHF) menggelar acara lanjutan kerjasama terkait pembangunan Transit Oriented Development (TOD) di Jabodetabek. Lewat kerjasama ini, diharapkan ke depannya ada pertukaran informasi instrumen pembiayaan mengenai penyediaan perumahan yang sesuai dengan pasar masing-masing.
Keduanya telah menandatangani Nota Kerja Sama pada Desember 2023. Menurut catatan detikcom, kerjasama ini bermula saat BP Tapera melakukan kunjungan ke JHF pada tahun 2022 lalu dalam rangka menjalin kerja sama dengan institusi internasional.
"Seminar transit orientated development, berkolaborasi dengan Japan Housing Finance Agency atau JHF sebagai kelanjutan dari Memorandum of Understanding yang sudah ditandatangani BP Tapera dan JHF di tahun 2022, berjalan 2 tahun," kata Komisioner (BP Tapera), Heru Pudyo Nugroho dalam acara Seminar Transit Oriented Development bersama Japan Housing Finance Agency di Jakarta pada Senin (26/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya kerjasama antara BP Tapera dan JHF hanya berfokus pada skema pembiayaan rumah terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namun, pembahasannya kini melebar ke pengadaan hunian vertikal yang terintegrasi dengan transportasi umum (TOD).
"Dalam waktu 2 tahun itu sudah kita kembangkan berbagai kajian terkait dengan skema pembiayaan, terkait dengan pasar perumahan, terkait dengan modeling pembiayaan untuk lower income debitur. Salah satu yang menjadi topik di 2024 ini adalah Transit Oriented Development. Jadi, tujuannya sama," sebutnya.
TOD dinilai sebagai solusi permasalahan pengadaan perumahan di Jabodetabek. Melihat lahan di Jabodetabek yang semakin terbatas, tidak mungkin masyarakat terus membangun hunian berbentuk rumah tapak.
Selain itu, TOD dinilai dapat mengatasi kemacetan dan polusi di Jabodetabek. Sebab, masyarakat yang tinggal di sekitar TOD, dekat dengan transportasi umum. Waktu dan jarak tempuh juga akan jauh lebih efisien ke depannya.
Untuk menambah daya tarik hunin TOD, pemerintah juga menggabungkan konsep residensial dengan area komersial. Di mana hunian TOD juga akan dekat dengan tempat rekreasi, hiburan, dan pusat perbelanjaan.
"Bagaimana ke depan sebagai salah satu solusi urban housing, kita harus mulai mengubah mindset (jalan pikir) masyarakat. Tidak lagi orientasi ke rumah tapak, tapi juga ke rumah vertikal. Konsepnya itu harus terintegrasi dengan sarana transportasi, sarana pendidikan, pusat berbelanjaan, sarana rekreasi yang itu dalam konsep transit oriented development," jelasnya.
Di balik konsep residensial tersebut, tentu perlu dipersiapkan skema pembayarannya pula. Dengan begitu, setiap kalangan masyarakat terutama MBR bisa merasakan kemudahan hunian di daerah TOD ini. Ada harapan besar dari BP Tapera atas kerjasamanya dengan JHF untuk menemukan skema pembiayaan yang paling mudah dan sesuai untuk pembiayaan perumahan di Indonesia.
"BP Tapera ke depan juga terus didorong untuk terus bertransformasi menjadi penyedia pembiayaan yang affordable bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang menengah ke bawah. Dan ini yang menjadi target dari kegiatan ini," paparnya.
Dalam acara ini, dihadiri pula oleh Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Triono Junoasmono, Kepala Divisi CBD Bank BTN Ricky RS Pattinggi, hingga Direktur Keuangan PT Perum Perumnas Sindhu Rahadian Ardita.
(aqi/zlf)