Jaksa KPK menghadirkan saksi bernama Diana Siregar dalam sidang kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan terdakwa Hakim Agung nonaktif Gazalba Saleh. Gazalba disebut membeli vila milik Diana di wilayah Cariu, Bogor, senilai Rp 2.050.000.000 (Rp 2 miliar).
Namun, vila yang dibeli secara tunai itu tak muncul dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara (LHKPN) alias gaib.
Bukan hanya itu, Jaksa KPK juga sempat menghadirkan Heny Batara Maya sebagai saksi dalam sidang kasus gratifikasi dan TPPU Hakim Agung nonaktif Gazalba Saleh. Heny mengatakan Gazalba membeli rumah Rp 5,8 miliar miliknya namun tak pernah ditempati hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah milik Heny yang dibeli Gazalba itu memiliki luas sekitar 850 mΒ² di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Selatan. Gazalba membelinya di tahun 2020 dengan nilai kesepakatan Rp 5,8 miliar dari harga yang ditawarkan Heny senilai Rp 6,8 miliar.
Senasib dengan vila di Cariu, Bogor, rumah di Tanjung Duren, Jakarta Selatan itu juga tak nampak dalam laporan harta LHKPN Gazalba Saleh.
Dalam LHKPN yang terakhir diperbaharui 21 Januari 2022 itu, Gazalba hanya melaporkan 3 aset tanah dan bangunan yang totalnya senilai Rp 5,2 miliar.
Adapun rinciannya:
1. Tanah Seluas 286 m2 di Kabupaten/Kota Bekasi senilai Rp 1 miliar yang dilaporkan sebagai hasil sendiri.
2. Tandah dan Bangunan Seluas 120m2/66m2 di Kabupaten/Kota Surabaya senilai Rp 2 miliar yang dilaporkan sebagai hasil sendiri.
3. Tanah dan Bangunan seluas 140 m2/56 m2 di Kabupaten/Kota Bandung senilai Rp 2,2 miliar yang dilaporkan sebagai hasil sendiri.
Kekayaan Gazalba selama menjabat sebagai Hakim Agung untuk Kamar Pidana MA setiap tahunnya tercatat terus mengalami peningkatan, dari Rp 5,05 miliar (Rp 5.052.681.527) di 2018, Rp 6,2 miliar (Rp 6.230.976.525) di 2019, dan Rp 7,4 miliar (Rp 7.419.262.058) di 2020.
Begitu pula dalam LHKPN yang dilaporkan pada 21 Januari 2022, harta Gazalba Saleh kembali naik menjadi sebesar Rp 7,8 miliar (Rp 7.882.108.961), dengan rincian"
- Tanah dan bangunan: Rp 5.200.000.000.
- Alat transportasi dan mesin: Rp 120.000.000.
- Harta bergerak lainnya: Rp 260.600.000.
- Kas dan Setara Kas: Rp 2.301.508.961
(dna/dna)