Ketersediaan rumah sakit sangat penting dalam pengembangan kawasan perkotaan karena berbagai alasan yang berhubungan dengan kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup masyarakat.
Fasilitas ini sering dianggap sebagai hal yang wajib disediakan untuk memastikan sebuah lingkungan pemukiman yang dikembangkan menjadi lebih layak huni.
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa menilai, pemerataan fasilitas kesehatan menjadi urgensi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, selain diperlukan untuk mendukung percepatan program-program pemerintah di bidang kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyediaan fasilitas kesehatan diharapkan menyebar di Banten. Tidak hanya didaerah perkotaan, kita harap ada di semua daerah yang tentunya dilengkapi dengan pemenuhan sumber daya tenaga medis yang mencukupi," kata Yeremia, kepada sejumlah media di Tangerang, pekan lalu.
Dalam kaitannya dengan penataan kawasan kota, pemerataan fasilitas kesehatan, lanjutnya, juga menjadi bagian dari proses kuratif dan penanggulangan selain promotif dan prefentif.
"Maka dari itu, penyediaan fasilitas kesehatan di seluruh kabupaten/kota juga harus dilakukan. Apalagi kalau saya melihat, di daerah perkotaan seperti Serang dan Cilegon fasilitas kesehatannya sudah mulai memadai. Dan banyak juga rumah sakit swasta, dan dalam waktu dekat ini juga ada bebetapa rumah sakit yang akan dibangun seperti di Kota Serang dan Cilegon," ucapnya.
Bila tak ada aral melintang, bulan depan PT Bethsaida Hospital International akan membuka Bethsaida Hospital Serang di kawasan Cilegon Timur. Pembangunan sudah dilakukan sejak Februari 2022 dan ditargetkan rampung pada akhir Juli 2024 atau maksimal pada Agustus 2024.
Rumah sakit swasta tipe C Plus milik perusahaan rintisan Paramount Enterprise International (PEI) Group ini diharapkan mampu menampung 4.900 pasien per tahun.
Bethsaida Hospital Serang dibangun di atas lahan seluas 9.165 m2 dengan luas bangunan kurang lebih 8.000 m2 yang terdiri dari 9 lantai.
Pentingnya RS dalam Pengembangan Kawasan
Pandangan tentang pentingnya penyediaan fasilitas penunjang dalam pengembangan sebuah kawasan tentu bukan tapa alasan.
Kawasan dengan fasilitas kesehatan yang memadai sering kali menjadi lebih menarik bagi investor dan pengembang. Rumah sakit dapat menarik bisnis dan investor karena mereka menganggap adanya infrastruktur kesehatan sebagai indikator kestabilan dan kualitas hidup yang baik.
Fasilitas kesehatan yang memadai mendukung kualitas hidup yang lebih baik bagi penduduk kawasan tersebut. Dengan akses ke layanan kesehatan yang baik, penduduk merasa lebih aman dan nyaman, yang berkontribusi pada kualitas hidup secara keseluruhan.
Salah satu tercermin dari data kesehatan Provinsi Banten yang kian membaik dengan bertambahnya fasilitas kesehatan yang tersedia.
Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Banten menduduki posisi empat terendah nasional. Hingga tahun 2022 AKI Provinsi Banten mencapai 127 kasus per 100 ribu kelahiran, sementara AKI Nasional mencapai 189 kasus per 100 ribu kelahiran. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Banten di angka 13,8 per 1000 kelahiran hidup. Sementara nasional di angka 16.
Baru-baru ini, Provinsi Banten juga berhasil menjadi daerah dengan capaian target temuan Tuberculosis (TBC) sebanyak 50 persen dari target nasional sebesar 45 persen. Dimana, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), estimasi kasus TBC di Provinsi Banten sebanyak 50.391 kasus, hal ini tentunya menjadi perhatian serius dari pemprov Banten
(dna/dna)