Perum Perumnas akan membangun 20 tower apartemen untuk mengatasi backlog di Indonesia. Mereka mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) non tunai tahun anggaran 2024 senilai Rp 1,1 triliun yang terdiri dari aset negara di 7 lokasi dan 3 objek rusunawa.
"Perumnas mengajukan permohonan PMN non tunai tahun anggaran 2024 berupa BMN atas nama Kementerian PUPR yang terdiri atas tanah seluas 9,56 ha yang terdiri dari 7 bidang objek dan 3 obyek rusunawa dengan nilai hasil penilaian Direktorat Kekayaan Negara dengan nilai wajar Rp 1,1 triliun," kata Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa di Jakarta, seperti yang dilansir dari detikFinance pada Rabu (3/7/2024).
Budi menyebutkan PMN non tunai adalah BMN (Barang Milik Negara) yang terdiri dari 7 objek tanah dan 3 objek rusunawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lahan di 7 lokasi tersebut akan dikembangkan menjadi 20 tower yang terdiri dari 12.731 unit hunian berbentuk apartemen sederhana milik (anami), rumah susun sederhana sewa (rusunawa), dan rumah susun sederhana milik (rusunami).
Lokasi 7 objek tanah sendiri berada di di Kalideres (Jakarta Barat), Cengkareng (Jakarta Barat), Pasar Jumat (Jakarta Selatan), Kembangan (Jakarta Barat), Kebayoran Lama (Jakarta Selatan), Cengkareng (Jakarta Barat), dan Tandes (Surabaya).
"Adapun ketujuh itu akan kami bangun berupa rusunawa, rusunami dan anami," sebutnya.
Sementara itu, 3 objek rusunawa akan berlokasi di Medan, Batam dan Kabupaten Bogor dengan nilai objek Rp 102,4 miliar. Targetnya rusunawa itu akan berbentuk 6 twin blok rusunami low rise yang memuat 576 unit.
Dengan demikian, pengajuan PMN non tunai yang akan dikembangkan sebagai hunian sebanyak 13.307 unit.
"Total ada 20 tower sebanyak 12.731 unit dan ditambah 576 unit dari rusunami akan dihasilkan dari PMN 13.307 unit," pungkasnya.
(aqi/dna)