Selain itu, akan ada tambahan sebanyak 120 ribu pohon lagi dari pembangunan 60 ribu unit rumah komersial yang dilakukan oleh anggota REI setiap tahunnya.
"Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, maka kami DPP REI dan DPD REI pada hari ini menandatangani komitmen bersama untuk menyukseskan program Penanaman Sejuta Pohon REI," kata Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto disela-sela acara Rapat Koordinasi (Rakor) DPP & DPD REI se-Indonesia di Jakarta, Kamis (27/6).
Melalui komitmen tersebut, seluruh anggota REI diajak untuk menanam dua batang pohon di setiap pembangunan satu unit rumah. Selain itu, mereka juga diajak untuk membangun taman di setiap pengembangan proyek perumahan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, setiap DPD REI juga diminta melakukan acara penanaman pohon di minimal satu kali dalam satu tahun di daerahnya masing-masing. Joko juga mengingatkan para anggotanya untuk melakukan pendataan terhadap jenis pohon, lokasi penanaman dan jumlah pohon yang ditanam, untuk memaksimalkan dampak program ini terhadap keberlangsungan lingkungan.
"Program ini dilakukan untuk merespon dampak perubahan iklim yang semakin nyata, sehingga mengkhawatirkan banyak pihak termasuk REI. Oleh karena itu, program Penanaman Sejuta Pohon merupakan cara kami untuk berterima kasih pada alam sekaligus menyayangi generasi mendatang dengan mewariskan bumi yang lebih baik," ungkap Joko.
Ia pun tersebut optimistis target Penanaman Sejuta Pohon REI akan tercapai paling lama akhir 2027. Dengan dukungan para anggotanya, setidaknya ada 250 ribu hingga 300 ribu pohon yang ditanam setiap tahunnya.
Sejak dicanangkan pada pada perayaan HUT REI ke-52 pada Februari yang 2024 lalu, realisasi pohon yang sudah ditanam sudah mencapai lebih dari 70 ribu, yang terdiri dari tanaman keras, tanaman hias dan mangrove.
REI sudah melakukan penanaman pohon di beberapa wilayah, seperti di Lampung, Ekowisata Mangrove Kapuk (Jakarta), Waduk Duriangkang (Batam), Perumahan Puritama Village (Pekanbaru, Riau) dan kawasan wisata Parapuar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
(aqi/zlf)