1,77 Juta Keluarga Jakarta Belum Punya Rumah, Ternyata Ini Penyebabnya

1,77 Juta Keluarga Jakarta Belum Punya Rumah, Ternyata Ini Penyebabnya

Wida Puspita - detikProperti
Selasa, 11 Jun 2024 18:30 WIB
KPR
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta -

Jakarta, kota metropolitan yang menjadi pusat bisnis dan keuangan di Indonesia ini terkenal dengan gaya hidup mewahnya. Namun, gedung tinggi dan pusat perkantoran ternyata tak menjamin warganya hidup sejahtera. Bahkan, Jakarta menjadi provinsi dengan presentase kepemilikan rumah terendah di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang menunjukkan rendahnya persentase kepemilikan rumah di Jakarta. Laporan ini secara khusus ditulis oleh tim peneliti LPEM FEB UI, yakni Yusuf Sofiyandi Simbolon, Yusuf Reza Kurniawan, Nauli A. Desdiani, dan Firli W. Wahyuputri.

Menurut laporan tersebut, persentase kepemilikan rumah di Jakarta hanya sebesar 56,6%. Presentase ini merupakan yang terendah dari seluruh provinsi di Indonesia. Data yang tertulis dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa dari sekitar 2,78 juta rumah tangga yang ada di Jakarta, sebanyak 63% atau sekitar 1,77 juta rumah tangga belum memiliki rumah sendiri atau belum memiliki rumah yang sehat dan layak huni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa yang menyebabkan banyak keluarga di Jakarta masih banyak yang belum punya rumah?

Salah satu penyebab utama rendahnya kepemilikan rumah di Jakarta adalah tingginya tingkat harga sewa rumah. Berdasarkan data, harga sewa rumah di Jakarta mencapai 22,8% dari total rumah tangga.

ADVERTISEMENT

Harga ini tentunya membuat banyak keluarga kesulitan untuk menabung dan membeli rumah sendiri. Tidak hanya membebani pengeluaran bulanan keluarga, tingginya harga sewa ini juga menghambat kemampuan mereka untuk mengumpulkan dana yang cukup untuk membeli rumah.

Selain itu, banyaknya keluarga baru yang berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) turut berkontribusi pada rendahnya tingkat kepemilikan rumah di Jakarta. Keluarga-keluarga ini biasanya lebih memilih menumpang di rumah orang tua atau tinggal di rumah yang kurang layak huni.

Bukan tanpa alasan, tapi pilihan ini memang diambil karena keterbatasan dana yang membuat mereka tidak mampu membeli atau menyewa rumah yang layak. Tingginya biaya hidup di Jakarta juga menjadi faktor penentu, dimana pendapatan yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

"Selain disebabkan oleh tingginya tingkat harga sewa rumah, yaitu mencapai 22,8% dari total rumah tangga, faktor lain yang mendorong rendahnya kepemilikan rumah di Jakarta adalah banyaknya keluarga baru yang berasal dari masyarakat kelompok berpenghasilan rendah yang lebih memilih menumpang di rumah orangtua ataupun tinggal di rumah kurang layak huni," tulis laporan tersebut.

Tim peneliti LPEM FEB UI juga menekankan bahwa pembangunan infrastruktur, termasuk di dalamnya penyediaan perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau sudah menjadi tanggung jawab pemerintah. Pemerintah perlu mencari solusi untuk permasalahan ini dan memastikan perumahan yang layak huni bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Realita ini menunjukkan bahwa terdapat tantangan besar bagi pemerintah dalam menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, serta memastikan bahwa akses akan perumahan terjangkau yang layak huni tersedia untuk semua lapisan masyarakat," tulis laporan itu lagi.




(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads