.webp)
Pengerjaan proyek bangunan terkadang bisa dilakukan hingga malam hari. Apabila proyek dikerjakan hingga malam hari dan mengganggu warga sekitar area pembangunan, apakah bisa dituntut?
Menurut Pengacara Properti, Muhammad Rizal Siregar, pengerjaan proyek hingga malam hari itu memang lazim terjadi. Misalnya pada pengerjaan proyek strategis nasional (PSN), gedung bertingkat, jembatan, maupun jalanan.
"Namun perlu diingat juga kalau pembangunan proyek yang berisiko tinggi biasanya dikerjakan pada malam hari, seperti bangunan bertingkat, jalan, jembatan, ataupun yang berkaitan dengan proyek strategis nasional. Kalau di swasta itu berkaitan dengan bangunan gedung bertingkat. Kenapa? Karena untuk meminimalisir kecelakaan kerja pada siang hari dan itu lazim dan normal," jelasnya kepada detikProperti, Senin (10/6/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengerjaan sebuah proyek, tentunya diperlukan izin dari warga sekitar karena akan terkena dampaknya. Tak hanya itu, adanya izin dari warga sekitar juga diperlukan sebagai prosedur untuk mendapatkan perizinan pembangunan.
Apabila dalam pembangunan tersebut mengganggu masyarakat sekitar, apalagi tidak ada perizinannya, masyarakat berhak untuk menyampaikan teguran hingga melayangkan gugatan. Hal ini berlaku untuk berbagai proyek, baik untuk Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan jalan, jembatan, gedung bertingkat, hingga perumahan.
"Masyarakat punya hak untuk melakukan gugatan ataupun teguran terhadap pelaksana proyek. Itu memang bisa dilakukan, karena apa? Dalam area pembangunan itu kan otomatis ada yang namanya master plan, otomatis masyarakat sekitar tahu itu akan dibangun dalam bangunan apa. Nah kalau memang posisi persetujuan masyarakat terganggu, misalnya di area sekitar, maka masyarakat bisa melakukan teguran terhadap perusahaan ataupun pelaksana pembangunan yang membangun bangunan itu," paparnya.
"Artinya persetujuan dari masyarakat itu kan telah diwakilkan oleh RT/RW, itu kan bagian dari persetujuan masyarakat sampai dengan ke kelurahan, itu clean and clear di situ. Tapi kalau dalam posisi untuk penerbitan perizinan itu kan ditentukan oleh pemda (pemerintah daerah), jadi memang harus ada persetujuan pasti dari masyarakat dari pada RT/RW kalau bangunan ini layak untuk bisa dilakukan (pengerjaan) pada malam hari," tambahnya.
Sebelum menggugat, masyarakat bisa dilakukan dengan teguran atau somasi pada pelaksana proyek terlebih dahulu. Jika sudah dilakukan teguran masih belum ada perubahan, kata Rizal, bisa dilakukan gugatan perwakilan kelompok atau class action.
"Masyarakat berhak melakukan gugatan perwakilan kelompok namanya class action yang dimulai dengan somasi dulu artinya teguran dulu karena perizinannya bermasalah," ujarnya.
Apabila gugatan dikabulkan oleh hakim, maka perusahaan perlu membayar denda atau retribusi kepada masyarakat yang terdampak dari pembangunan tersebut.
Sebelumnya, Aktris Tamara Bleszynski sempat menyampaikan keluhannya di media sosial lantaran terdapat sebuah proyek yang dikerjakan di samping rumahnya hingga dini hari. Hal itu tentu saja mengganggu dirinya dan warga sekitar.
"Hampir setiap malam kami ( Anakku & Aku ) tidak bisa Tidur, karena harus mendengar melody Ambisius tetangga. Bahkan sampai menjelang pagi. Membangun boleh2 saja, tapi ingat lah, anak2 perlu istirahat, Ibu2 perlu kerja besoknya. Ada Manusia2 juga yg hidup disekelilingmu. Bukan kah ada peraturan?" tulis Tamara dalam keterangan unggahan video di Instagram miliknya, dilihat Senin (10/6/2024).
(abr/abr)
