Kenalan dengan Lisa Kuntjoro, Eks Tukang Kue yang Jadi 'Ratu Pondok Indah'

Kenalan dengan Lisa Kuntjoro, Eks Tukang Kue yang Jadi 'Ratu Pondok Indah'

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Selasa, 04 Jun 2024 06:30 WIB
Lisa Kuntjoro Ratu Pondok Indah
Lisa Kuntjoro 'Ratu Pondok Indah' Foto: Almadinah Putri Brilian - detikcom
Jakarta -

Broker rumah merupakan perantara yang menghubungkan penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli. Biasanya, seorang broker rumah memegang suatu area yang menjadi cakupan wilayahnya.

Contohnya kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Di kawasan yang terkenal elite ini ternyata 'dikuasai' oleh seorang wanita yang dikenal dengan julukan 'Ratu Pondok Indah'. Dia adalah Lisa Kuntjoro.

Julukan ini bukan tanpa sebab. Lisa, Sang Ratu Pondok Indah dikenal piawai menjual rumah hingga apartemen di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa sangka, sebelum menjadi broker, Lisa sempat jualan macam-macam barang. Mulai dari jualan kue, batik, baju, dan lainnya. Wanita kelahiran Solo ini sempat berjualan kue sejak SD. Ia dan keluarganya pindah dari Solo ke daerah Kebayoran, Jakarta Selatan saat Lisa kelas 5 SD. Sejak SD hingga SMP, ia berjualan kue dengan menitipkan kue-kue yang dibeli dari pabrik di dekat rumahnya. Hasilnya, ia berikan ke pengasuhnya dan ada juga yang disimpan.

Lalu, saat SMA hingga menikah, Lisa berjualan baju hingga batik yang diproduksi oleh pabrik milik keluarganya. Keluarga Lisa bisa dibilang cukup berada karena memiliki pabrik batik di Solo. Dari sinilah insting berbisnis Lisa semakin tajam.

ADVERTISEMENT

"Aku tuh suka banget jadi marketing atau jualan. Aku punya keluarga di Solo kan pengusaha batik, di situ aku belajar dari orang tuaku, mamahku gimana kita menjual batik. Kita kan punya pabrik di mana kita nggak hanya produksi tapi kita harus menjual. Di situ aku mulai belajar, caranya, ambil keuntungan atau fee, di situ aku belajar. Cara menjual itu seperti apa, di situ sudah ada benih-benih untuk itu," katanya saat berbincang dengan detikProperti di kawasan Pondok Indah belum lama ini.

Saat menjadi dharmawanita, Lisa banyak berkecimpung di bidang sosial, seperti mengajari ibu-ibu yang belum terampil. Lalu, ia juga berjualan kue untuk mengisi kas komunitas tersebut.

"Jualan kue pernah. Masuk komunitas untuk isi kas bingung kan 'duh jualan apa nih?' udah kita jual kue agar masuk uang kas," paparnya.

Awal mula ia menjadi broker dimulai ketika ia ingin ziarah ke makam orang tuanya di Solo pada tahun 1990-an menggunakan pesawat terbang. Saat sedang menunggu pesawat, Lisa bertemu dengan seorang wanita dan sempat berbincang-bincang. Wanita tersebut mengatakan dirinya tinggal di sebuah mess yang ada di area Senopati, sementara Lisa kala itu sudah tinggal di Pondok Indah sejak tahun 1980-an. Wanita tersebut pun mengatakan dirinya ingin memiliki tempat tinggal juga di Pondok Indah.

"Itu awalnya titik yang benar-benar nggak bisa aku lupa," katanya.

Singkat cerita, Lisa ingin membantu wanita tersebut untuk memiliki rumah di Pondok Indah yang kala itu bisa dibilang masih jarang. Ia bertemu dengan temannya yang memang sudah menjadi agen properti untuk membantunya mencarikan rumah untuk kenalannya itu.

"Akhirnya aku cari temen yang bisa bantu ibu ini beli rumah di Pondok Indah. Akhirnya aku ketemu ibu (seseorang) yang waktu itu ngejalanin sebagai property agent, di ERA waktu itu. Terus aku ketemu, aku minta tolong dia cariin (rumah) si Ibu ini. Aku bilang 'eh ada kenalanku yang cari rumah di Pondok indah, tolong dibantu' terus dia malah bilang 'udah kamu aja yang bantu sendiri'," ungkapnya.

Setelah itu, akhirnya Lisa mulai tertarik untuk mengikuti pelatihan menjadi seorang agen properti. Ia pun merasa nyaman dan senang saat menjadi agen properti.

"Aku akhirnya ikut training, gimana cari barangnya, gimana caranya nanti ngelanjutin transaksinya, udah ikut training seminggu, akhirnya aku masuk lah menjadi agen properti di perusahaan itu. Ternyata asyik juga ya, karena ketika kita ikut dalam suatu wadah, pastikan di situ ada suatu cara gimana kita bisa meraih suatu kesuksesan," tuturnya.

Lisa pertama kali menjadi agen properti pada tahun 1992 ketika berusia 35 tahun. Kini, ia masih aktif menjadi broker untuk properti di kawasan Pondok Indah.

"Umur 30-an lah ya, karena kan 32 tahun aku (jadi property agent) dari tahun 1992 kan, sekarang sudah 2024. Sekarang aku 67 tahun, (berarti awal menjadi agen properti) sekitar 35-an," tuturnya.

Kariernya menjadi agen properti bisa dibilang sukses, terbukti dengan berbagai penghargaan yang ia dapatkan, salah satunya The Hero. Kesuksesan tersebut ia tularkan kepada orang-orang yang ingin berhasil di dunia broker melalui bukunya, seperti Super Champion, Filosofi Laris Manis, dan The Hero.

Rumah Rp 270 Miliar/Tangkapan Layar/Instagram Lisa Kuntjoro/Tangkapan Layar/Instagram Lisa Kuntjoro Foto: Tangkapan Layar/Instagram Lisa Kuntjoro

Dengan berbagai pengalamannya menjual berbagai barang, tak bisa dipungkiri ia memiliki keahlian untuk melihat barang yang bagus dan layak untuk dijual. Pun jika belum layak dijual, ia akan memperbaikinya terlebih dahulu agar layak untuk dijual.

"Saking terbiasa, sampai orang tuh 'udah kasih ke Lisa aja, Lisa tuh tangan dingin' sampai gitu. (Sebelum properti dijual) dokumen aku pelajari dulu. Sama aja kayak orang mau jualan, kan barang dijual harus dirapihin dulu. Itu sudah kebawa dari aku kecil, nggak bisa dibuat dari sekarang (tiba-tiba)," paparnya.

Dapat Julukan 'Ratu Pondok Indah'

Menurutnya, hal itu datang karena ia memang memiliki rumah dan bekerja di daerah Pondok Indah. Pada awal menjadi broker, ia membuat peta wilayah Pondok Indah dan daerah-daerah yang bisa dijual propertinya.

"Aku tinggal di Pondok indah, kantorku di Pondok Indah, sebelum itu aku sudah punya keinginan. Jadi satu tuh aku sudah punya mapping. Peta Pondok indah itu tak bikin dulu, batas-batasnya sampai mana, bagian tengahnya mana, terus aku punya mindset 'ini Pondok Indah aku pengen mengusai penjualan (properti)'," kata wanita yang sempat viral mengiklankan rumah Rp 270 miliar di Pondok Indah ini.

Lisa mengaku sempat ditawari untuk menjual rumah di wilayah lainnya, seperti Cinere, Bintaro, dan lainnya. Namun, tawaran tersebut ia tolak karena menurutnya ia tidak boleh serakah. Saking lamanya menjadi broker di Pondok Indah, banyak kliennya yang sudah mempercayakan Lisa untuk menjual properti di sana.

"Ada yang bilang kalau Pondok Indah, kalau ada yang mau (jual) pokoknya ingetnya Lisa Kuntjoro. Akhirnya aku sendiri bilang kalau mau jual beli Pondok indah ingat Lisa kuntjoro," tuturnya.

"Dulu ada wartawan majalah yang bilang 'bu Lisa nih kalau gitu Ratu-nya dong Pondok Indah'. Dari situ aku branding sendiri kalau Pondok Indah itu 'ratunya' aku," tambahnya.

Mulai Menjadi Pengembang

Setelah menjadi broker selama 32 tahun, Lisa kini merambah menjadi pengembang properti. Wanita yang menjadi Board of Commisioner Xavier Marks Indonesia ini mengembangkan perumahan di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan bernama Aria Rempoa, bersama dengan 2 mitra lainnya.

Proses menjadi pengembang ternyata berjalan cukup lama. Dimulai dari seorang kliennya yang ingin menjual tanah seluas 5.000 meter persegi di kawasan tersebut, namun tak kunjung terjual.

"Tahun 2016 aku dipanggil sama seorang ibu yang menghubungi aku dari banner yang aku pasang (di Pondok Indah) untuk jualin rumahnya di Deplu yang luasnya hampir 5.000 m2. Aku nyari di komplek, mana (lahan) 5.000 meter, bolak balik telpon lagi, akhirnya ketemu. Nggak tahunya, rumahnya itu di dalam komplek, lahannya di belakang. Aku pertama kali lihat rumah itu langsung jatuh cinta," tutur Lisa.

"Lahannya itu isinya pohon buah-buahan, kedondong, rambutan, jeruk bali, mangga, nangka, belimbing, jambu, itu sudah kayak taman firdaus yang buahnya banyak. Ini bagus banget mana nggak jauh dari pondok indah," tambahnya.

Saat melihat lokasinya, Lisa sudah jatuh hati. Namun, lahan seluas 5.000 meter persegi terlalu besar baginya. Ia pun menawarkan lahan tersebut ke klien-kliennya yang lain bahkan hingga ke pengembang besar, namun tak kunjung terjual.

Sebagai informasi, pemilik rumah dan lahan tersebut hanya tinggal berdua bersama salah satu anaknya, anaknya yang lain berada di Amerika Serikat (AS) dan sudah menjadi warga negara AS.

"Jadi, anaknya yang di Amerika nggak setuju kalau tanahnya dijual, jadi ya sudah. itu tahun 2016. Lalu pada 2021 ibunya meninggal, salah satu anaknya yang ada di sini sering kontak-kontakan sama aku. Akhirnya tanah itu dijual karena tanah tersebut sudah menjadi miliknya sebab kakaknya sudah menjadi WN Amerika, surat warisnya juga sudah diurus," tutur Lisa.

Lisa menghubungi kliennya yang sempat tertarik untuk membeli lahan tersebut dan akhirnya setuju untuk membelinya asalkan Lisa juga ikut membelinya. Lisa sempat terbesit sebuah ide untuk membangunnya menjadi perumahan dengan bantuan kenalannya yang merupakan pengembang perumahan. Akhirnya, mereka membeli lahan tersebut dan membangun perumahan.




(abr/abr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads