Berkembangnya kawasan industri ternyata juga bisa berdampak positif pada sektor properti. Hal tersebut terjadi pada kawasan industri terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand City Batang, Ngurah Wirawan mengatakan sudah mulai banyak permintaan di sektor properti di area tersebut.
"Mulai banyak (permintaan sektor properti)," katanya di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan seperti yang terjadi pada SEG Solar yang baru saja menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dengan Grand City Batang. Ngurah bercerita, COO SEG Solar, Jun Zhuge sudah mempertanyakan terkait hunian para pekerjanya apabila pabrik tersebut sudah beroperasi nantinya.
"Dia (SEG Solar) perlu 3.000 karyawan, dia (Jun Zhuge) tanya sama saya, mau ditaruh (tinggal) mana karyawannya? Mesti dipikirin. Jadi properti bisnis akan berkembang juga," tutur Ngurah.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Grand City Batang Indri Septa menuturkan saat ini pihaknya sudah membuka penjualan lahan untuk area komersial, baik itu untuk hotel, apartemen, rumah sakit, dan lainnya. Ia membeberkan sudah banyak investor yang mengantre untuk menanamkan modal di sana.
"Sudah ada waiting list, rumah sakit sudah ada, sekolah internasional sudah ada, kemudian untuk superblok project sudah ada beberapa investor yang sudah waiting list, kami sedang memilih investor mana yang sekiranya akan menjadi strategic partner untuk KITB," ungkapnya.
Untuk sektor hunian, pihaknya mengatakan akan ada rumah tapa atau landed house serta apartemen atau high-rise building. Namun, saat ini pihaknya masih finalisasi desain master plan untuk kawasan komersial.
"Investor sudah banyak yang mengirim LOI (Letter of Intent) dan kita saat ini sedang tahap finalisasi desain, finalisasi master plan-nya untuk commercial area. Salah satu produk pertama yang kita launching adalah office tower, gedung pengelola ini sudah ada 3 costumer yang masuk, sisanya sudah akan tanda tangan MoU," tambahnya.
Untuk tahun ini, kata Indri, pihaknya menargetkan setidaknya 170 hektare lahan terjual atau senilai Rp 1,4 triliun. Harga tanah di kawasan industri tersebut sekitar Rp 1,3 juta per meter persegi (m2).
"Kalau harga tanah di kawasan industrinya sendiri sekitar 1,3 juta/m2 untuk industri, yang komersial kita belum launching," pungkasnya.
(abr/zul)