Sepatu Bata ramai diperbincangkan lantaran menutup pabriknya di Purwakarta. Bata diketahui didirikan oleh Tomas Bata, pengusaha asal Ceko yang juga terkenal memiliki vila monumental di negaranya. Begini ceritanya.
Banyak orang tak tahu bahwa Bata adalah merek dagang asal Ceko yang didirikan oleh Tomas Bata pada 1894. Dari situ, Bata kini mendunia hingga ke Indonesia.
Tomas Bata namanya cukup tersohor di negaranya. Selain sebagai industrialis, Bata juga pernah menjabat sebagai Walikota Zlin. Saking terkenalnya, di Zlin terbangun sebuah vila bersejarah yang diberi nama Vila Tomas Bata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vila bergaya Eropa itu dibangun pada 1909-1911 oleh Tomas Bata dengan bantuan arsitek Jan Kotera. Vila ini menjadi hunian keluarga Bata di luar pabrik yang dilengkapi dengan jalur kereta berada di aliran sungai Drevnice.
Sang arsitek, Kotera mencoba membangun vila tersebut dengan konsep eksterior yang sederhana dan bentuk yang compact. Lahan vila tersebut berada di dekat aliran sungai Drevnice, jadi Kotera berusaha memutar otak dengan membangun bangunan yang terbebas dari potensi banjir.
Kotera pun membangun teras untuk meminimalisir potensi itu. Teras itu terhubung langsung ke ruang tamu.
Teras dipisahkan dari taman oleh dua koridor melengkung yang berorientasi ke dalam, yang diakhiri dengan paviliun, yang menyimpulkan keseluruhan tampilan eksterior yang kompak.
Pada tahun 1911, vila ini selesai dibangun sesuai rencana Jan Kotera. Vila dan taman telah mengalami sejumlah perubahan selama bertahun-tahun.
Lantai dasar vila ini dipakai untuk aktivitas keluarga yang terdiri dari ruang keluarga yang luas dengan dua koridor sayap kanan dan kiri. Salah satunya dipakai untuk perpustakaan dan lainnya digunakan sebagai ruang makan.
![]() |
Ruang bersantai dibangun dengan kisi-kisi dekoratif yang dilengkapi karya pematung Praha Jaroslav Horejc Koridor ruang makan terhubung ke dapur dan konservatori. Ada juga ruangan kantor bos yang terletak di sebelah pintu masuk vila.
Lantai dasar bercirikan langit-langit tinggi dan lantai terbuka dengan galeri yang menjadi elemen penghubung lantai dua. Ruang tamu terbuka didominasi jendela besar dengan kaca patri yang dirancang oleh lulusan Akademi Seni, pelukis Frantisek Kysela.
Ruang masuk dipercantik dengan lampu gantung kuningan sentral dari era Kotera yang dipertahankan tanpa ornamen kristal. Dari lantai dasar terdapat tangga ganda. Yang pertama mengarah ke lantai dua, yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan relaksasi bagi penghuni rumah. Terdapat kamar tamu dengan kamar mandi pribadi, kamar anak, kamar istrinya Mary Bata, dan kamar tidur pasangan.
Kamar tidurnya memiliki kamar mandi dan ruang ganti sendiri. Lantai ini juga terdapat ruangan kecil untuk pembantu. Tangga kedua mengarah dari ruang bawah tanah ke loteng.
Bagian luar vila juga dilengkapi dengan rumah tukang kebun yang dibangun sesuai desain Jan Kotera pada tahun 1911-1915. Selanjutnya Kotera juga mendesain rumah pengurus. Belakangan, kandang, garasi, rumah es, gazebo, air mancur, rumah kaca, sarang lebah, dan kebun buah-buahan juga ditambahkan pada kompleks vila ini. Pada tahun 1938, Vladimir Karfik merancang pembangunan kolam renang di bagian barat taman.
![]() |
Sepeninggal Tomas Bata pada tahun 1932, vila tersebut tetap berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga istri dan putranya. Sekaligus masih menjadi tempat hubungan diplomatik dan penerimaan tamu-tamu penting. Mary Bata mempertahankan posisi penting di perusahaan dan di Zlin dan berkat kepribadian, pendidikan, keterampilan bahasa, dan status sosialnya, dia menjadi orang penting dan yang dicari.
Pada masa Perang Dunia Kedua, Mary Bata tinggal di vila tersebut, setelah kembali menjadi pemegang saham perusahaan Bata guna mengawasi administrasi perusahaan yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Jerman.
Vila Bata mulai mengalami momen tersulitnya setelah tahun 1950, ketika vila tersebut dinasionalisasi dan secara bertahap dibangun kembali menjadi clubhouse. Karena penanganan yang ceroboh dan intervensi konstruksi tambahan, vila tersebut mengalami kerusakan parah. Lahan taman tersebut banyak dilintasi jalan baru yang menghubungkan pusat kota dengan kompleks perumahan yang baru dibangun di Lereng Selatan.
Setelah tahun 1989, vila tersebut dikembalikan kepada Thomas Bata Jr., putra tunggal Tomas dan Mary Bata. Saat kunjungan pertama ke vila, Thomas Bata Jr. kesulitan mengenali rumah keluarganya. Dia pun menggelontorkan US$ 1 juta untuk renovasi.
![]() |
Renovasi berlangsung pada tahun 1996-1998. Renovasi tersebut sangat mempengaruhi tampilan asli bangunan, perubahan tata ruang dan interior mengubah total karakter beberapa bagian rumah, terutama pada lantai dua yang disulap menjadi ruang perkantoran. Lantai pertama dibangun kembali dengan cara yang lebih terhormat. Panel kayu asli, kertas dinding marquetry dan kain, kompor perapian, lampu gantung kuningan, serta ubin dan lantai marmer tetap dilestarikan.
Namun di seluruh vila, jendela diganti, perlengkapan jendela dan pintu diganti dengan replika aslinya. Bagian luar vila juga telah direnovasi.
![]() |
(zlf/zlf)