Pada bulan April yang lalu, Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mengatakan akan segera menerbitkan surat edaran untuk prototipe rumah sederhana.
Desain prototipe ini bertujuan untuk menjadi panduan masyarakat dan pengembang rumah subsidi untuk membangun rumah layak huni sesuai standar konstruksi di Indonesia. Selain itu, prototipe ini juga sekaligus untuk memastikan bangunan rumah tahan gempa dan ramah lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP APERSI, Junaidi Abdillah mengatakan bahwa tidak semua rumah subsidi akan dibuat tahan gempa. Semuanya tergantung pada kondisi daerah masing-masing. Pada daerah yang memang struktur tanahnya dikatakan rawan gempa, maka rumah subsidi yang akan dibangun di sana merupakan rumah yang di desain tahan gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi speknya itu sudah ditentukan oleh pemerintah, dan yang penting rumah itu layak fungsi, layak huni. Itu poinnya yang diharapkan. Tapi ada daerah dengan spek yang berbeda yaitu misalnya wilayah yang rawan gempa. Nah, itu ada daerah tertentu yang memang harus pakai kearifan lokal," ungkap Ketua Umum DPP APERSI, Junaidi Abdillah pada Jumat (3/5/2024).
Selain itu, Junaidi juga mengatakan bahwa APERSI juga sudah mengirimkan desain prototipe rumah subsidi yang memang sesuai dengan kearifan lokal. Artinya, desain rumah tersebut akan disesuaikan dengan kondisi daerahnya.
"Tidak semuanya dibuat tahan gempa. Prototipe ini juga yang dikirimkan oleh APERSI itu juga yang menyesuaikan dengan kearifan lokal," tambahnya.
Hal ini menjunjukkan bahwa APERSI mendukung adanya desain prototipe rumah subsidi yang diharapkan bisa mempermudah Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan juga sebagai panduan rumah di Indonesia yang sudah terstandarisasi.
"APERSI sangat mensupport terkait prototip dalam rangka mempermudah perizinan PBG nya, karena memang kendalanya di situ. Nah harapan kita ini (prototipe) bisa jadi paduan tentang rumah yang memiliki standarisasi," pungkas Junaidi.
(dna/dna)