Kita sering mendengar bahwa salah satu keuntungan membeli rumah adalah rumah bisa dijadikan sebagai aset investasi yang bagus. Hal ini dikarenakan harga rumah yang diperkirakan akan selalu naik. Tapi apakah benar harga properti akan terus melonjak? Ataukah ada kemungkinan harga properti turun?
Perencana Keuangan, Andy Nugroho menjelaskan bahwa harga properti, termasuk harga rumah, secara natural memang akan terus mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu. Namun, kita perlu mempertimbangkan bahwa investasi dalam properti juga memiliki risiko. Risikonya juga beragam yang bisa mengakibatkan harga properti tersebut bukan hanya tidak berkembang, tapi malah turun.
"Harga rumah, harga properti, harga tanah itu akan naik secara natural gitu ya. Namun, namanya investasi itu kan tidak ada yang 100% bebas dari resiko. Nah, jadi properti pun, tanah pun itu tetap ada resikonya. Resikonya apa, ya resikonya macam-macam, dan itu yang akan bikin harganya mungkin tidak naik, bahkan turun," ucap Andy Nugroho menjelaskan kepada detikProperti, Selasa (23/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Harga Properti?
Bencana Alam
Salah satu risiko yang seringkali dihadapi adalah bencana alam. Baik banjir, tanah longsor, atau kejadian seperti lumpur lapindo adalah contoh bencana alam yang bisa secara signifikan memengaruhi harga properti di suatu daerah. Kejadian semacam ini dapat membuat harga properti turun drastis.
"Resikonya apa aja? misalnya ternyata rumah yang kita beli di suatu pemukiman, bahkan mungkin selama ini aman sejahtera, nggak pernah kena apa-apa. Eh, tau-tau kebanjiran, misalnya kayak gitu. Itu bikin harga rumah di lingkungan tersebut akan jatuh," ujar Andy.
Perkembangan Lingkungan Sekitar
Selain itu, perkembangan lingkungan sekitar juga memainkan peran penting dalam menentukan nilai properti. Misalnya, jika suatu lingkungan mengalami kemunduran atau tidak berkembang, hal ini dapat memengaruhi harga properti di daerah tersebut. Kurangnya fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan atau fasilitas rekreasi dapat membuat nilai properti stagnan atau bahkan turun.
Sebaliknya, lingkungan yang berkembang dengan adanya berbagai fasilitas dan infrastruktur yang memadai cenderung membuat harga properti di daerah tersebut meningkat. Contohnya, kehadiran pusat perbelanjaan atau mall, pertumbuhan kluster perumahan, atau adanya pengembangan infrastruktur yang mendukung, seperti jalan tol atau transportasi umum, dapat menjadi pemicu kenaikan harga properti.
Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Tersebut
Harga properti memang cenderung akan naik apabila di daerah tersebut terdapat banyak fasilitas umum maupun pusat perbelanjaan. Namun, tidak selalu harga properti akan naik terus-menerus. Ada kasus di mana harga properti bahkan mengalami penurunan dan faktor yang mempengaruhi adalah faktor ekonomi di daerah tersebut. Kurangnya minat pembeli, ketidakstabilan ekonomi, atau ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan bisa menyebabkan harga properti stagnan atau bahkan turun.
Sebagai contoh, mall yang tidak ramai atau apartemen yang tidak diminati dapat berdampak negatif pada harga properti di sekitarnya. Bahkan tanpa adanya bencana alam atau masalah lingkungan, ketidakpastian ekonomi atau perubahan dalam tren pasar properti dapat membuat harga properti tidak naik atau bahkan turun.
"Jadi kalau ditanya apakah secara natural harganya akan naik? Iya. Namun, apakah pasti akan naik? Tidak, bisa saja harganya itu justru turun. Contohnya, di Jakarta banyak mall-mall yang ada apartemennya juga kan. Nah, kalau mallnya sendiri itu justru nggak ramai, bahkan cenderung sepi, itu harga apartemennya biasanya juga ikut jatuh. Misalnya kayak gitu, kadang nggak jatuh, tapi minimal nggak bertumbuh harga propertinya," pungkasnya.
(dna/dna)