China tengah menghadapi krisis properti yang cukup mengkhawatirkan, terutama pada kota-kota kecil dan menengah. Sebagian besar kota-kota kecil dan menengah di China telah mengalami lemahnya pasar properti.
Pada tahun 2021, banyak pengembang China yang mengalami kerugian akibat melemahnya bisnis properti padahal mereka sudah berhutang besar untuk membiayai pembangunannya.
Akibatnya, China sekarang dikabarkan sedang melakukan berbagai upaya untuk bisa memulihkan kembali sektor properti di negaranya, seperti yang tengah dilakukan oleh pemerintah kota Zhengzhou.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka telah meminta penduduknya untuk menjual rumah bekas mereka ke perusahaan milik negara dan membeli yang baru. Dengan begitu, negara bisa mengurangi persediaan rumah baru untuk membantu sektor properti di sana bangkit kembali.
Upaya tersebut juga telah di dukung oleh perusahaan milik negara setempat, Zhengzhou Urban Development Group Co. Melansir dari Reuters, menurut berita yang dirilis oleh Asosiasi Real Estat Zhengzhou pada Senin (15/4/2024), perusahaan tersebut akan membeli 500 rumah bekas mulai dari tanggal 20 April 2024 hingga 30 Juni mendatang.
Para warga diharuskan untuk membeli rumah baru di kawasan perkotaan utama dengan harga total yang tidak kurang dari harga total rumah yang mereka jual. Hal ini menjadi tantangan di beberapa kota di China, seperti Zhengzhou. Hal ini dikarenakan harga rumah baru sendiri telah mengalami penurunan selama 12 bulan berturut-turut hingga bulan Maret, menurut data dari biro statistik Tiongkok yang dirilis pada hari Selasa.
Untuk mengatasi penurunan harga rumah dan menggerakkan pasar properti, pemerintah kota-kota lokal telah diberikan otonomi penuh untuk menyesuaikan kebijakan pasar properti mereka. Langkah-langkah yang diambil antara lain melonggarkan pembatasan pembelian rumah, menurunkan suku bunga hipotek, mengurangi uang muka, dan menawarkan subsidi untuk pembelian rumah.
Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan ini hanya memiliki dampak jangka pendek yang terbatas. Sebabnya, calon pembeli enggan untuk membeli rumah baru karena khawatir pengembang akan berhutang untuk menyelesaikan proyek dengan tepat waktu.
Lynn Song, kepala ekonom Greater China di ING, mengatakan bahwa karena harga properti masih belum stabil, properti kemungkinan akan tetap menjadi hambatan besar terhadap pertumbuhan China pada tahun ini. Oleh karena itu, kebijakan untuk menstabilkan pasar properti mungkin masih diperlukan dalam beberapa bulan mendatang.
(dna/dna)