.webp)
Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) yang sejak tahun 2022 dipimpin oleh Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah sepakat untuk membangun kota baru di kawasan pantai utara Mesir. Kota baru itu disebut sebagai Ras El Hekma.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Mesir dan ADQ, lembaga pengelola dana kekayaan Uni Emirat Arab, pada Jumat (23/2/2024) lalu. Adapun, ADQ akan menyuntikkan dana US$ 35 miliar atau sekitar Rp 566,5 triliun (kurs Rp 16.187) dalam 2 bulan ke depan kepada Mesir.
Dilansir dari The Tahrir Institute for Middle East Policy, Kamis (17/4/2024), kesepakatan tersebut mengharuskan Abu Dhabi melalui ADQ membayar pengembang perkotaan utama Mesir, New Urban Communities Authorities (NUCA) sebesar US$ 24 miliar dalam 2 bulan untuk pembangunan hak atas tanah. Sementara itu, simpanan US$ 11 miliar milik UAE akan disimpan di Bank Sentral Mesir dan akan dicairkan untuk investasi pada proyek-proyek yang ada di Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, NUCA akan memegang 35% saham dalam proyek tersebut.
Mengutip Reuters, Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly mengatakan, kesepakatan dengan ADQ adalah untuk mengembangkan semenanjung Ras El Hekma dan dapat menarik investasi sebesar US$ 150 miliar.
Ras El Hekma sendiri berada di sekitar 200 km barat Alexandria, di area resor wisata kelas atas dan pantai berpasir putih. Kawasan ini populer di kalangan orang kaya Mesir saat musim panas.
Area yang dikembangkan sekitar 170 km2 dan akan dilakukan pada 2025. Kota ini nantinya akan memiliki berbagai area, seperti zona investasi, teknologi dan industri pangan, taman hiburan, bandara, peruamhan, hingga pengembangan pariwisata.
Tak hanya itu, melansir Egyptian Street, di Ras El Hekma juga akan ada rumah sakit, universitas, dan sekolah yang hadir di sana untuk kenyamanan dan lingkungan yang lengkap bagi penghuninya. Setelah proyek selesai, diperkirakan akan ada 8 juta turis yang datang ke Ras El Hekma.
Adanya investasi dari UAE ini layaknya angin segar bagi Mesir. Sebab, ekonomi negara itu tengah mengalami turbulensi karena devaluasi mata uang Mesir. Devaluasi Pound Mesir mengakibatkan tingginya harga barang-barang impor yang menyebabkan inflasi hingga 20%. Hal ini menyebabkan naiknya barang-barang yang dibutuhkan, seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Buat kamu pengen upgrade rumah biar lebih pintar dengan perangkat smart door lock hingga CCTV gratis, yuk ikutan Program detikProperti Upgrade Rumah Kamu Jadi Lebih Pintar. Buat yang beruntung, bakal dapet 6 device smarthome gratis!
Baca info lengkapnya di sini!
(abr/dna)
