Chairwoman perusahaan properti Van Thinh Phat Group, Truong My Lan yang juga disebut sebagai Ratu Properti karena bisnis dan proyek-proyek besar yang dimilikinya, dijatuhi hukuman mati. Hukuman berat itu buntut dari kasus mega korupsi senilai US$ 12,5 miliar atau setara Rp 200,7 triliun (kurs Rp 16.056).
Melansir dari VnExpress, dikutip Jumat (12/4/2024), Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan, penyuapan, dan pelanggaran peraturan perbankan dalam sidang terakhir di Kota Ho Chi Minh pada Kamis (11/4).
Truong My Lan diketahui telah menggunakan Saigon Commercial Bank (SCB), yakni salah satu lembaga keuangan yang dinaungi oleh Van Thinh Phat Group, sebagai instrumen finansial untuk mendanai pengeluaran pribadi dan operasional Van Thinh Phat. Kepolisian mengidentifikasi Lan mengendalikan bank dan ribuan perusahaan hantu untuk menerbitkan pinjaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2012 hingga 2017, ia membuat SCB mengeluarkan 368 pinjaman yang menimbulkan kerugian mencapai 64,6 triliun Dong setara Rp 41,6 triliun (Rp 0,64). Kejahatan ini tergolong sebagai pelanggaran regulasi perbankan pada masa itu.
Kemudian, pada tahun 2018 hingga 2022, ia mengarahkan persetujuan 916 pinjaman dan mengalokasikan 304 triliun Dong atau setara Rp 195,5 triliun, sehingga menyebabkan kerugian sebesar 130 triliun Dong yang setara Rp 83,7 triliun.
Undang-undang pidana Vietnam pada tahun 2018 mulai menerapkan aturan penggelapan terhadap individu non-pemerintah, maka kejahatannya pada periode ini diklasifikasikan sebagai penggelapan. Hukuman terberat untuk kejahatan tersebut adalah pidana mati.
Untuk menutupi kejahatannya di SCB, Lan memerintahkan bawahannya untuk menyuap auditor Bank Negara Vietnam.
Lan diketahui memiliki 91,5% saham di bank tersebut secara tidak langsung selama lebih dari 10 tahun lamanya. Namun, saham-saham tersebut terdaftar atas nama orang lain, yang dikendalikan olehnya.
Kapanpun Lan membutuhkan uang, ia akan mengatakan pada pimpinan SCB untuk mengeluarkan uang sebagai pinjaman. Uang tersebut akan cair meski dokumen belum lengkap.
Selanjutnya, uang tersebut akan diantarkan oleh sopirnya, Bui Van Dung ke rumah Lan di Distrik 3 Kota Ho Chi Minh atau ke kantor pusat Van Thinh Phat (perusahaan milik Lan) di Distrik 1. Baik Dung atau asisten Lan, Tran Thi Hoang Uyen, akan memindahkan uang itu ke alamat yang diberikan. Mereka tak boleh membuat catatan atau rekaman atas transaksi ini.
Semua penerima pinjaman proksi mengaku hanya menandatangani surat-surat tersebut atas perintah Lan dan mereka tidak pernah menerima uang. Mereka terkejut mengetahui besarnya utang yang mereka miliki di bank ketika berbicara dengan penyelidik.
Sebanyak 1.284 pinjaman didaftarkan atas nama orang-orang dan perusahaan-perusahaan ini. Lan menggunakan versi agunan yang berbeda untuk mendapatkannya. Dalam banyak kasus, dia memalsukan nilai-nilainya berkali-kali untuk mengambil pinjaman besar.
Meskipun tidak mempunyai rekam jejak kejahatan serta banyak berkontribusi untuk komunitas melalui donasi dan kegiatan kesehatan, ia merupakan otak di balik dari perusahaan yang menjalankan aksi kriminal terencana sedemikian rupa, sehingga memiliki konsekuensi serius.
Kasus korupsi ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Vietnam, bahkan disebut paling besar se-Asia Tenggara. Pada akhirnya, Truong My Lan dijatuhi hukuman mati dan pengacaranya memiliki sisa waktu 14 hari untuk mengajukan banding atas putusan itu.
(dhw/abr)