Kebutuhan rumah di Indonesia terus meningkat. Masyarakat yang ingin punya rumah bisa memanfaatkan subsidi kredit pemilikan rumah (KPR) yang diberikan pemerintah.
Selama ini subsidi KPR dijalankan dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dengan bantuan itu, masyarakat dapat bunga kredit tetap hingga perjanjian kredit berakhir.
Hingga akhir tahun 2023, pemerintah telah mengalokasikan dana APBN Rp 108,5 triliun melalui dana bergulir dan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk program KPR FLPP atau setara dengan 1.289.748 unit rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supaya program ini tidak menjadi beban keuangan negara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) usul subsidi KPR memakai skema dana abadi. Seperti apa itu?
Menurut Direktur Konsumer BTN Hirwandi Gafar, dana abadi ini menggunakan dana FLPP yang selama ini ditaruh pemerintah di Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) diputar alias diinvestasikan di tempat lain.
Target keuntungan dari investasi ini adalah minimal 6%. Nanti keuntungan dari investasinya ini yang akan digunakan untuk membiayai subsidi yang diberikan kepada masyarakat. Skema seperti ini yang disebut dengan dana abadi.
"Skema ini bukan barang baru sebenarnya. Ini mirip juga seperti skema subsidi bea siswa LPDP atau seperti dana haji," kata Hirwandi saat berbuka puasa bersama media di Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2024).
Supaya memudahkan, pemerintah tidak perlu membuat badan baru untuk mengelola dana abadi. Cukup BP Tapera saja diberi peran lebih untuk memutarkan dana yang selama ini dititipkan oleh pemerintah.
Ia menambahkan, untuk skema ini bisa jalan memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu BTN mengusulkan skema ini bisa dijalankan secepatnya.
"Jadi kalau misalnya dimulai tahun ini, nanti mungkin sekitar 10-15 tahun lagi program subsidi ini sudah tidak pakai dana APBN sama sekali," ujarnya.
Bank pelat merah ini menilai skema tersebut juga tidak hanya menyelesaikan permasalahan perumahan di segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tapi juga sekaligus masyarakat berpenghasilan tanggung dengan gaji antar Rp 8-15 juta.
Karena subsidi tersebut juga bisa menyasar ke biaya asuransi, uang muka rumah, hingga PPN. Prediksi BTN, dana abadi ini bisa memotong biaya pembelian rumah hingga 20% jika sudah bergulir.
(ang/zlf)