.webp)
Mudik identik dengan bepergian ke kampung halaman atau mengunjungi sanak saudara selama libur lebaran. Warga Jakarta dan sekitarnya biasanya pergi ke daerah di sekitaran Jawa dan pulau lain sehingga Jabodetabek akan lebih lengang dari biasanya.
Orang-orang yang mudik rela untuk terjebak macet asal saat perayaan Lebaran bisa berkumpul bersama keluarga yang sudah lama tidak bertemu.
Tentunya ada juga orang-orang yang tidak suka terjebak macet dan tidak ikut mudik karena saudaranya berada di kota yang sama atau keluarga intinya sudah tidak ada yang di kampung. Mereka akan tetap di rumah dan bepergian di Hari Raya Idul Fitri atau setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat fenomena ini, Dirut Perumda Sarana Jaya, Andira Reoputra, mengatakan perubahan fenomena mudik sudah mulai terlihat di mana orang-orang justru datang ke kota-kota wisata seperti Bali, Yogyakarta, atau Jakarta selama masa libur Lebaran.
"Nilai pulang kampung untuk Idul Fitri sudah bergeser. Ada beberapa klasemen (golongan), misalnya 50 tahun ke atas atau 40 tahun ke atas, lebaran itu mencari tempat yang lain bukan kampung. Jadi sekarang ini sudah bergeser nilai pulang kampung itu karena banyak yang berlibur ke luar negeri maupun ke Bali. Faktornya keluarganya sudah nggak ada. Jadi nggak pulang kampung," katanya saat ditemui pada Selasa (2/4/2024).
Dia menyebutkan menurut sebuah riset destinasi pertama yang banyak dikunjungi wisatawan saat masa libur Lebaran adalah Bali, kedua berada di luar negeri yakni Singapura, dan ketiga adalah Yogyakarta. Sementara itu, Jakarta salah satu daerah yang berpotensi mengalami lonjakan pengunjung di masa libur Lebaran.
"Ternyata jumlah penumpang bepergian paling banyak yang pertama Bali, yang kedua Singapura, mungkin yang ketiga Yogyakarta. Dan Jakarta salah satu daerah yang akan mendulang," sebutnya.
Pria yang akrab disapa Reo ini mengatakan, Perumda Sarana Jaya sebagai perusahaan properti sekaligus pemilik beberapa aset hotel di Jakarta siap menyambut limpahan orang yang berlibur ke Jakarta.
Salah satu aset hotel yang dimiliki oleh Sarana Jaya adalah Novotel Cikini. Dia mengatakan, saat musim liburan, Cikini menjadi salah satu spot wisata paling ramai di Jakarta.
"Cikini tuh banyak makanan, hotel, Taman Ismail Marzuki, anak-anak muda berkumpul, ada IKJ, nah kalau di situ ditingkatkan image jalur kawasannya, itu akan bagus untuk Jakarta. Peningkatan ekonomi, pusat ekonomi baru. Tapi kita harus sejajar dengan swasta, pengembang yang ada di situ, atau aset-aset yang mau kita tarik karena ada banyak cafe dan restoran di sana," jelasnya.
Menyambut hal ini, Perumda Sarana Jaya menyiapkan strategi untuk menggaet wisatawan agar datang ke Jakarta dan menginap.
Pemprov DKI Jakarta juga saat ini tengah meningkatkan potensi Jakarta di sektor pariwisata pada kawasan Ancol, Pulau Seribu, Kota Tua, Cikini, hingga daerah Jakarta Selatan. Sejalan dengan itu, Novotel hotel menyiapkan program khusus untuk sarana penginapan pengunjung.
"Novotel Hotel nantinya menyediakan rate khusus untuk destinasi liburan Lebaran untuk Daerah Khusus Jakarta, ada program ke Ancol, ada program ke Dufan," ungkapnya.
(aqi/zlf)
