Negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, Jerman, sedang mengalami keruntuhan sektor properti terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2007-2008. Hal ini karena adanya peningkatan tajam dalam biaya pinjaman dan tingginya proporsi pinjaman berisiko.
Menurut CEO Commerz Real, Henning Koch, Jerman sudah mengalami krisis properti sejak 2 tahun lalu dan akan berlanjut pada 2 tahun mendatang. Ia berharap akan ada lebih banyak investor menarik uang tunai dari sektor ini dan lebih banyak pemilik yang terpaksa menjual propertinya.
"Kami yakin saat ini kami berada di paruh waktu, setelah dua tahun krisis, dan dua tahun krisis sudah di depan mata," katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (14/3/2024).
"Kami masih melihat jalan yang sulit dan panjang," sambungnya.
Sebagai informasi, Commerz Real merupakan anak perusahaan milik Commerzbank, pemilik utama real estat Jerman dan memiliki aset properti sekitar 34 miliar Euro secara global.
Koch mengatakan, gelombang kesulitan yang terjadi di industri real estat Jerman memberikan peluang pembelian bagi perusahaan tersebut. Ia menambahkan, pihaknya tengah melacak rencana penjualan beberapa proyek yang dimiliki oleh grup properti seperti Signa yang bangkrut.
"Kami jelas melihat situasi tersebut. Anda ingin membeli dari kebangkrutan karena Anda memiliki tempat berlindung dan kerangka hukum yang aman. Namun, penetapan harga perlu mencerminkan realitas pasar," katanya.
Adapun, Pengawas Bank Sentral Eropa kembali memperingatkan bahwa real estat komersial sangat rentan terhadap kenaikan suku bunga. Para analis mengatakan bahwa eksposur bank-bank besar di Amerika Serikat dan Eropa dapat dikelola dan sebagian besar bank telah bersiap untuk menghadapi penurunan yang lebih besar dalam buku pinjaman properti mereka.
Walau demikian, para investor telah menaruh perhatian pada pinjaman. Deutsche Pfandbriefbank atau PBB yang merupakan perusahaan spesialis bidang pembiayaan real estat komersial, telah mengalami penurunan saham dan obligasi karena kekhawatiran mengenai sektor properti, termasuk ke Amerika Serikat di mana tingkat kekosongan kantor telah melonjak sejak pandemi COVID-19. PBB mengeluarkan pinjaman yang besar pada propertinya minggu lalu.
Kepala Keuangan Real Estat PBB di Jerman, Gerhard Meitinger mengatakan bahwa harga kantor di lokasi sekunder akan turun lagi 10% di Jerman.
"Namun, pasarnya mendekati titik terendah," ucapnya kepada Reuters.
Di sisi lain, Meitinger menuturkan, pemberi pinjaman memberikan lebih bayak pinjaman untuk membantu pemilik properti mengatasinya dengan proporsi pinjaman yang diberikan meningkat 50%, naik dari sebelumnya 30% sebelum pandemi COVID-19.
(abr/zlf)