Mereka melihat dengan adanya intensif dari pemerintah berupa Pajak Pertambahan Nilai atas Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang berlaku hingga akhir 2024, sektor properti di Indonesia dapat memberikan dampak besar ke sektor lainnya.
Ray White akan berusaha memanfaatkan program intensif PPN DTP ini untuk mendorong pertumbuhan sektor properti, terutama pada perkembangan perekonomian, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut mereka, sektor industri properti dan finansial menjadi salah satu kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2023 yang mencapai 5,05%.
Meskipun pada saat itu, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi global seperti potensi perlambatan ekonomi, peningkatan tensi geopolitik, risiko inflasi, dan perubahan iklim.
"Terlepas dari dinamika geopolitik dan kontraksi ekonomi global, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh tetap positif dengan pertumbuhan PDB di kisaran 4,7%-5,5% pada 2024," kata CEO Ray White, Johann Boyke Nurtanio dalam sambutan di acara Annual Awards 2024 seperti yang dikutip pada pernyataan tertulisnya pada Senin (11/3/2024).
Ray White dan Loan Market, perusahaan keuangan yang juga anak perusahaannya, mencatat pada 2023 lalu mereka mengalami peningkatan market share sebanyak 15% dari tahun 2022.
Di balik peningkatan tersebut, bisnis properti juga menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang terus menerus dari sisi ekonomi, sosial, maupun teknologi. Faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga, permintaan, penawaran, regulasi, preferensi konsumen, persaingan, inovasi, dan digitalisasi dapat mempengaruhi kondisi pasar properti di masa depan.
Tantangan yang mungkin terjadi ke depannya saat ini masih dirumuskan oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yang meliputi sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar rupiah. Rancangan APBN 2025 ini baru akan diterapkan setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir pada Oktober 2024 mendatang.
Sementara itu, Ray White dan Loan Market telah merumuskan agenda transformasi kinerja perusahaan dengan tagline Never Stop Improving. Mereka sepakat bersama-sama akan mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 15% setiap tahunnya. (aqi/dna)