Isu green sustainability banyak dibahas dalam bisnis properti khususnya oleh kalangan perusahaan pengembang, arsitek, produsen material bahan bangunan, perbankan, dan lainnya. Green sustainability bukan lagi jargon untuk bahasa marketing tapi perlu segera dijalani untuk mendorong lingkungan yang lebih baik.

Berbagai kegiatan dari bisnis properti juga merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah, para pelaku, maupun masyarakat. Semua pihak memiliki kepentingan dan karena itu muncul tanggung jawab yang sama untuk menjalani bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Salah satu upaya itu dengan menyelenggarakan expo yang melibatkan seluruh pihak di industri ini dari Grup Synergy Developer Indonesia. Berlangsung di Indonesia Design District (IDD) PIK 2, Grup Synergy menggandeng PT Townland International, Indonesia Property Watch (IPW), Agung Sedayu Group, Panorama Media, Mega Build Indonesia, dan White Horse Group.

Selain itu ada juga para suplier bahan bangunan, furnitur, seni, dan lansekap yang concern dengan konsep green sustainability. Diantaranya, Toto, Kenari Djaja, Cisangkan, Alexindo, Modico, Classic Carpet, Avian, Pacific Paint, Propan, Shera, Kencana Atap, GRC Board, Titanium Granite, Germany Brilliant, Alga Mattress, Fortress, KB Bukopin, dan lainnya.

"Kami ingin memberikan pemahaman yang jelas dan mengajak semua pihak untuk concern dengan konsep green khususnya di industri properti. Salah satunya kami membuat terowongan hutan yang menyerupai alam natural untuk memudahkan pengunjung memahami konsep green," ujar Ismet Natakarmana, Founder Grup Synergy.

Terowongan hutan dibuat oleh perusahaan aplikator seperti Kampung Flora Cipta (KFC), Godong Ijo, Costus Garden & Hanara, Keko, Viro, Viridi Indonesia, dan Inspira.

Penggunaan kursi hingga lampu dari Pita dengan kursi berbahan daur ulang plastik maupun berbagai material daur ulang lainnya. Dihadirkan juga Tiny House, sebuah prototipe rumah menggunakan bahan Cross Laminated Timber (CLT) sebagai negative carbon material dari Hiraka.

Selain itu ada banyak talkshow green development yang dipaparkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Indonesia Feng Shui Architects (IFSA), AEC Group, Artelia Indonesia, Gunung Raja Paksi, Atelierriri, PTI Architect, Urban+, Image Qreator, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Tarumanagara, Universitas Trisakti, dan Universitas Pelita Harapan.

"Event ini menjadi persembahan Grup Synergi dan akan menjadi acara tahunan untuk tempat kolaborasi dan sinergi para pebisnis properti. Saat ini anggota Grup Synergy tidak kurang dari 600 pengembang properti, lebih dari 300 suplier bahan bangunan, dan 200-an arsitek dan desainer interior," imbuh Ismet.

Sementara itu Ali Tranghanda, CEO IPW menambahkan, event ini menjadi tempat dan wadah bagi para suplier bahan bangunan, arsitek, kontraktor, desain interior, dan lainnya untuk mendekatkan diri ke masyarakat sekaligus memperkenalkan produk-produk berkualitas.

"Di event ini berbagai stakeholder bisa bertemu dan berkolaborasi sekaligus mendapatkan wawasan mengenai green development dari berbagai insight pada pembicara yang merupakan praktisi maupun professional di bidangnya. Ini juga menjadi upaya untuk terus mendorong dan meningkatkan pemahaman masyarakat ikut memelihara bumi," katanya.