Pasca pandemi, peminat apartemen semakin berhati-hati dalam membeli properti. Hal ini membuat para pengembang perlu melakukan upaya-upaya agar dapat menarik minat pembeli.
Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, Yunus Karim mengatakan pembeli apartemen merupakan investor individual yang melakukan 'cautious approach' dan 'cost-saving strategy'. Ia menjelaskan para pembeli sebelumnya akan menahan diri serta memantau situasi terlebih dulu.
"Jadi mereka membeli apartemen biasanya tujuannya untuk investasi atau sebagai rumah kedua, bukan sebagai rumah tujuan utama," ujar Yunus pada agenda media briefing yang dihadiri detikcom, Rabu (28/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kalau mereka membeli sebuah apartemen, sebelumnya mereka akan mempertimbangkan dengan sangat cermat beberapa aspek. Salah satunya seperti melihat reputasi dan track record developer yang tercatat baik.
"Jadi ceklisnya cukup lumayan menjadi lebih detail, sebelum mereka akhirnya melakukan pembelian. Tapi memang tetap ada apartemen-apartemen atau projek-projek yang bisa mendapatkan respons yang positif dari pasar ketika mereka diluncurkan," katanya.
Namun, memang respons baik dari masyarakat tidak sebanyak seperti masa keemasannya dulu pada tahun 2013-2014. Bahkan, hanya ada dua proyek yang diluncurkan sepanjang tahun 2023.
"Jadi konsepnya atau fokus dari para pengembang ini juga masih banyak yang tertuju pada menghabiskan stok yang ada," imbuhnya.
Berbeda halnya dengan permintaan akan rumah tapak yang pada kuartal keempat 2023 terbilang cukup sehat dan diperkirakan akan terus mendapat respon positif dari pasar.
"Kebutuhan akan rumah tapak ini menjadi suatu kebutuhan yang akhirnya memang men-generate demand yang cukup sehat," ungkapnya.
Terlebih dengan cukup aktifnya pemerintah dalam memberikan insentif dengan keringanan pajak seperti yang diluncurkan pada November 2023 lalu. Banyak pasokan-pasokan yang masuk karena adanya keringanan pajak.
Lebih lanjut, Yunus mengatakan ke depannya sektor residensial apartemen tetap diminati meski adanya tantangan. Sebab, masih ada developer yang memiliki kepercayaan diri untuk meluncurkan produk.
"Intinya memang dari masing-masing apartemen ini harus punya unique selling point, apa yang bisa mereka jual untuk menarik minat dari para pembeli," tegas Yunus.
(dna/dna)










































