Bagaimana cerita kamu mendapatkan rumah? Mungkin nggak akan semengharukan cerita wanita pengidap cerebral palsy ini.

Kisah mengharukan itu diangkat dalam sebuah artikel yang tayang di Mirror seperti dikutip detikProperti, Selasa (20/2/2024).

Ceritanya bermula ketika ia masih di bangku sekolah. Ia menceritakan, karena keterbatasan fisiknya yang mengidap cerebral palsy dan menyebabkan kelumpuhan pada sebagian tubuhnya, kala itu ia sering di-bully oleh teman-teman sekolahnya.

Satu ketika di tahun ajaran baru, dimana bullying yang diterima wanita itu kian menjadi-jadi, seorang teman pria yang cukup populer di sekolah itu datang dan mengatakan akan melindunginya dari aksi bulliying yang diterima si wanita tersebut.

Setelah mengutarakan niatnya, ternyata sang teman pria itu pergi sambil meninggalkan sebuah buku catatan. Buku catatan itu tak lain adalah buku PR.

Tanpa berkata-kata, sang wanita langsung paham bahwa perlindungan yang diberikan pria populer itu tak gratis. Ia harus mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sebagai imbalan atas 'jasa perlindungan' yang diberikan sang pria.

"Maka dimulailah hubungan simbiosis kami. Intimidasi berhenti dan saya akan mengerjakan pekerjaan rumahnya setiap hari. Kami tidak pernah membicarakannya. Seperti itu selama hampir 3 tahun, dan nilainya naik. Saya hanya bersyukur saya bisa damai di sekolah. Kami lulus dan tidak pernah berbicara lagi, saya juga tidak melihatnya lagi," demikian sang wanita itu menceritakan kisahnya.

Lama menghilang tanpa kabar, beberapa minggu lalu sang wanita mengaku mendapat pesan di akun media sosial instragramnya. Pesan itu rupanya datang dari sang pria populer yang dulu ia bantu mengerjakan PR-nya setiap hari.

Dalam pesan itu, sang pria bercerita bagaimana hidupnya sangat berlimpah harta setelah karier dan bisnisnya berjalan baik selepas lulus sekolah.

"Dia menawarkan saya rumah dan mobil. Mulanya saya berpikir ini adalah penipuan, tapi kami kemudian berhubungan melalui telpon video. Dia menunjukkan saya beberapa hal yang menakjubkan," cerita wanita itu lagi.

Sang pria kini hidup bergelimang harta sebagai pengusaha sukses di tempat nun jauh di sana.

"Dia bilang dia selalu mengingat saya karena saya membantunya sampai di tempat sekarang. Dia bilang dia ingin membalas saya, karena dia tahu betapa sulitnya menjadi cacat, dan seorang wanita, di negara saya khususnya."

Namun, tawaran tersebut tak lantas diterima sang wanita. Tapi, betapa terkejutnya wanita itu. Setelah menolak tawaran dibelikan rumah, ia malah dibuat terkejut karena menerima telpon dari pusat pengobatan dan terapi fisik yang ia ketahui harganya cukup mahal.

"Mereka bilang, pengobatan saya selama 3 tahun ke depan sudah dibayar. Saya masih berfikir ini adalah lelucon, jadi saya memutuskan datang secara langsung ke pusat terapi tersebut dan ternyata itu sungguhan. Saya sudah melakukan dua sesi pertama terapi saya, dan saya merasa tubuh saya mulai membaik sekarang," sang wanita menutup ceritanya.