Viral di Cina, Pasutri mengusir orang tua yang sudah lansia dari rumah miliknya. Pengusiran itu terjadi setelah orang tua tersebut menandatangani surat pindah kepemilikan properti atas nama cucunya.
Jin yang berusia 86 tahun, menyesali keputusan tersebut setelah diusir paksa oleh putra dan menantunya. Padahal jin dan istrinya sudah tinggal di rumah yang berupa apartemen sejak tahun 1990-an. Namun, kini mereka berdua terpaksa tinggal di panti jompo.
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (6/2/2024), cerita pengusiran dari rumah apartemen ini bermula saat Jin sakit setelah melakukan operasi beberapa tahun lalu. Anak Jin dan menantu kemudian terus membujuknya untuk mengubah kepemilikan properti itu kepada cucu Jin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jin pun kemudian menyetujui untuk menandatangani dokumen tersebut tanpa sepengetahuan istrinya. Karena istrinya khawatir akan kehilangan rumah mereka. Nilai properti tersebut juga terbilang tinggi yaitu setara US$ 150.000 atau sekitar Rp 2,4 miliar. (kurs rupiah: Rp 15,723).
Kesehatan Jin pun kian memburuk dan mengalami kesulitan untuk keluar masuk apartemen sebab tidak tersedia lift. Dia pun menyewakan apartemen miliknya kepada seorang teman. Lalu, memilih pindah ke sebuah apartemen di lantai bawah.
Mimpi buruk pun tiba, putranya mengatakan kepadanya bahwa dia berencana akan menjual apartemen lalu membeli sebuah vila dengan uang hasil penjualan tersebut.Saat Jin tidak setuju, putranya itu malah mencaci maki Ayahnya.
Ketika sewa apartemen berakhir, Jin dan istrinya mencoba untuk pindah kembali ke rumah mereka tetapi menemukan kunci suda diganti oleh putra mereka.Pasangan lansia itu sempat bingung dan menjadi tunawisma, mereka bahkan harus tidur dilantai yang dingin dan keras di luar apartemen. Namun, putra dan menantu bukannya merasa iba, mereka menunjukkan sikap tidak peduli.
Kejadian ini bahkan sempat membuat Jin pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Setelah Jin pingsan pun, anak dan menantunya menolak membuka pintu saat Ibunya meminta izin untuk beristirahat sejenak di apartemen tersebut.
Pasangan lansia pun jadi tunawisma dan terpaksa harus pindah ke tempat penampungan orang tua, sementara mereka mencoba mendapatkan rumah mereka kembali melalui jalur hukum.
Kasus ini pun menjadi ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial Cina. Kisah sengketa properti memang sering jadi berita utama di Cina.
Awal bulan ini, ada sebuah perusahaan manajemen properti di Shanghai menggunakan apartemen yang pemiliknya sudah meninggal sebagai tempat akomodasi staf.
Kemudian, tahun lalu, seorang pria berusia 18 tahun di China yang menjual sebuah properti warisan senilai US$ 140.000 atau setara dengan Rp 2,2 miliar. Hasil penjualan apartemen tersebut bahkan dipergunakan untuk membeli sepeda motor.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar
(dna/dna)