Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan ingin membangun 3 juta rumah apabila berhasil terpilih dalam Pemilu 2024.
Sebaran pembangunan 3 juta tersebut meliputi di daerah desa 1 juta rumah, perkotaan 1 juta rumah, dan pesisir 1 juta rumah.
"Saudara-saudara, kita akan membangun tiga juta rumah untuk mereka yang belum punya rumah. Satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, satu juta di perkotaan," kata Prabowo dalam debat capres terakhir yang digelar di Jakarta Convention Center, pada Minggu (4/2/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui pembangunan di sektor perumahan termasuk dalam salah satu program prioritas yang diusung oleh pasangan Probowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Panangian Simanungkalit, juga mengatakan target pasangan Prabowo-Gibran adalah memenuhi target backlog di Indonesia dengan menaikkan anggaran untuk pembangunan rumah.
Melansir dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), perkim.id, pada Senin (4/2/2024), backlog adalah kondisi belum terpenuhinya jumlah unit perumahan yang dibutuhkan pada suatu kawasan atau wilayah tertentu.
Apakah rencana Probowo tersebut dapat mengentaskan permasalahan backlog di Indonesia? Berapa jumlah backlog yang perlu dipenuhi di Indonesia?
Menurut Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, yang ditemui pada Senin (15/1/2024) lalu, berdasarkan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2023, backlog di Indonesia telah mengalami penurunan dari kebutuhan di tahun 2020 yakni dari 12,75 juta menjadi 9,9 juta unit.
"Sedangkan persentase dan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap hunian yang layak juga mengalami penurunan dari tahun 2020 sebesar 29,4 juta menjadi 26,9 juta rumah tangga," kata Iwan Suprijanto di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta.
Dengan begitu, target Prabowo membangun 3 juta rumah selama ia menjabat belum memenuhi kebutuhan di tahun 2023 yakni 9,9 juta unit. Maka masih ada 6,9 juta unit rumah backlog yang masih harus dibangun oleh pemerintah.
Angka ini juga bisa kembali naik apabila jumlah kelahiran di Indonesia meningkat dan proses pembangunan perumahan di Indonesia tidak dipercepat.
Program pembangunan rumah di Indonesia juga menjadi program besar di era Presiden Joko Widodo. Dia mengusung Program Sejuta Rumah sejak 2015 lalu untuk mengatasi backlog di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, jumlah rumah yang berhasil dibangun pada 2023 lewat Program Sejuta Rumah mencapai 1.217.794 unit. Sementara kumulatif jumlah rumah yang telah dibangun dari tahun 2015 hingga 2022 mencapai angka 7.988.585 unit.
(dna/dna)