Kasihan Boomers! 'Terpenjara' di Rumah Gedong Mereka Sendiri

Kasihan Boomers! 'Terpenjara' di Rumah Gedong Mereka Sendiri

Dana Aditiasari - detikProperti
Rabu, 31 Jan 2024 08:29 WIB
Jual beli rumah berhantu
Ilustrasi Sulitnya Jual Rumah Gedong Generasi Boomers (Foto: Ilustrator: Edi Wahyono)
Jakarta -

Memiliki rumah besar yang bisa menampung seluruh anggota keluarga jadi impian banyak generasi boomers di masa produktif mereka. Alhasil, banyak generasi yang lahir di tahun 1946-1964 kini hidup di rumah gedong yang mereka peroleh dari hasil kerja keras mereka semasa muda.

Tapi, realita itu kini jadi masalah. Anak-anak generasi boomers bayak yang akhirnya tinggal terpisah dengan orang tua mereka karena banyak alasan. Seperti, menikah dan memiliki keluarga sendiri, bekerja di kota yang berbeda atau alasan lain yang mengharuskan para generasi muda ini harus meninggalkan orang tua mereka dengan rumah gedongnya.

Alhasil, banyak generasi boomers yang kini tinggal 'terpenjara' di rumah gedong mereka sendiri yang berukuran besar dan punya banyak kamar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena itu salah satunya terungkap dari cerita pasangan Baby Boomers Marta dan Octavian Dragos yang dikutip dari CNN, Rabu (31/1/2024). Mereka mengaku terpenjara di rumah impian mereka sendiri yang berlokasi di El Cerrito, California.

Mereka adalah pasangan 70 tahun yang tinggal di sebuah rumah gedong impian mereka yang dilengkapi dengan 5 kamar yang semula didesain untuk bisa ditinggali pasangan itu bersama 4 anaknya.

ADVERTISEMENT

Sekarang rumah itu kosong dan hanya ditinggali mereka berdua. Kini keduanya tengah mencari cara agar bisa 'mengecilkan' ukuran rumah mereka yang kini hanya dibutuhkan untuk menampung 2 orang saja.

"Kami di sini, di sebuah rumah besar tanpa keluarga di dekatnya, mencoba membuat keputusan yang bijaksana, baik secara finansial maupun demi kesejahteraan kami," tutur Dragos dalam sebuah wawancara dengan CNN.

Masalahnya, menjual dan memperkecil ukuran bukanlah hal yang mudah, menarik, atau bahkan menguntungkan secara finansial bagi banyak pemilik rumah seperti keluarga Dragos.

Banyak Generasi Baby Boom yang harga rumahnya melonjak dan kini harus menghadapi tagihan pajak yang besar ketika mereka menjualnya.

Di Indonesia, pajak penjualan aset properti diterapkan berupa PPN yang dikenakan pada pemilik awal rumah yang dianggap mendapat keuntungan atas transaksi penjualan aset. Pajak lainnya adalah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) atau lebih dikenal dengan istilah Bea Balik Nama yang dikenakan kepada pemilik rumah yang baru yang dianggap telah menerima keuntungan berupa peralihan aset yang mereka miliki saat ini.

Kedua jenis pajak atau penerimaan negara itu akan meningkat nilainya seiring dengan meningkatnya nilai aset yang ditransaksikan.

Harga yang tinggi ditambah pajak yang membengkak membuat langkah Boomers mencari pembeli yang tepat untuk rumah gedong mereka bukan perkara mudah.

Pajak bukan satu-satunya masalah yang dihadapi Boomers saat ingin menjual rumah gedong mereka dan menukarnya dengan rumah atau apartemen yang berukuran lebih kecil. Malasah lainnya adalah, seringkali rumah atau apartemen yang lebih kecil tak tersedia di daerah yang mereka sukai.

Sederet permasalahan di atas akhirnya membuat keluarga Dragos harus menahan keinginan mereka menjual rumah gedongnya ketimbang memaksakan diri dan malah menyesal di kemudian hari meski artinya mereka harus 'terpenjara' lebih lama di rumah itu.

"Untuk saat ini kami memilih untuk tetap bertahan. Lebih baik tetap teguh daripada melakukan sesuatu yang akan kita sesali di kemudian hari," kata Dragos.

(dna/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads