Crane atau tiang derek menjulang tinggi di sejumlah sudut Dubai, kota terpadat di Uni Emirat Arab menjadi pertanda menggeliatnya sektor properti di sana.
Rumah-rumah ultra mewah bukan sekadar berdiri tapi dengan cepat berpindah tangan dengan harga fantastis di luar nalar.
Bukannya senang, para pengembang, investor dan broker properti justru diliputi rasa was-was dan diliputi pertanyaan, kapan pasar real estat terpanas di 2023 ini bakal menyentuh pencak dan berbalik jeblok?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maklum, Emirat pernah dilanda koreksi dalam pada 2008 yang membuat siapapun sepakat tak ingin guncangan itu kembali terjadi saat ini dan menghancurkan usaha memulihan ekonomi yang sudah susah payah dibangun sejak saat itu.
Kekhawatiran para pelaku usaha di sektor properti tentu cukup beralasan lantaran industri real estat telah menjadi barometer utama keberhasilan pemulihan ekonomi yang menyumbang 8,9% perekonomian negara tersebut.
"Kerentanan Dubai terhadap koreksi terletak pada ketergantungannya pada modal asing, khususnya dari Tiongkok dan Rusia," Ronan Hannan, pimpinan konsultan Proven Partners, mengatakan kepada Reuters seperti dikutip detikcom, Senin (29/1/2024).
Menurut penelitian Betterhomes, Warga Rusia merupakan pembeli rumah non-residen terbanyak pada kuartal pertama tahun 2023, namun turun ke posisi ketiga pada akhir tahun, dengan pembeli dari India dan Inggris yang menjadi pembeli terbanyak dalam transaksi selama dua belas bulan tersebut.
Masih mengutip laporan Betterhomes, tercatat ada juga peningkatan signifikan dalam jumlah pembeli dari Mesir, Lebanon, Pakistan dan Turki. Ini turut dipengaruhi oleh peran ganda kota tersebut yang diaggap sebagai tempat berlindung yang aman serta magnet bagi orang-orang ultra-kaya.
Dubai pernah mencatat rekor dengan penjualan 431 rumah dengan harga lebih dari US$ 10 juta atau lebih dari Rp 158 miliar (kurs Rp 15.800/US$) pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya dan menjadikannya pasar serupa terbesar di dunia, menurut penelitian dari agen properti Knight Frank yang dibagikan kepada Reuters.
Harga rumah di tiga kawasan pemukiman 'utama' Dubai - Palm Jumeirah, Emirates Hills, dan Jumeirah Bay Island - diperkirakan akan meningkat sebesar 5% pada tahun 2024 setelah naik 15,9% pada tahun ini hingga September 2023, menurut Knight Frank.
Harga rumah di luar kawasan mewah tersebut melonjak 19% sepanjang tahun hingga September dan diperkirakan tumbuh 3,5% pada tahun 2024.
"Kekhawatiran saya adalah keadaan perekonomian global," kata mantan kepala keuangan Dubai Nasser al-Shaikh kepada Reuters.
"Kami terbuka terhadap dunia dan apapun yang terjadi di tempat lain akan mempengaruhi kami," sambung dia.
(dna/dna)