Industri properti nasional mulai bangkit setelah terkena dampak hebat pendemi virus Corona yang memicu perlambatan ekonomi dan penurunan daya beli. Menurut Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto, proyeksi sektor properti pada 2024 mendatang akan tetap tumbuh sebesar 5%.
Seiring dengan pemulihan sektor properti, industri terkait sektor properti juga ikut kena imbas positifnya. Salah satunya adalah industri di sektor desain, produksi dan pemasaran produk furnitur dan interior.
Ini setidaknya tercermin dari semakin percaya dirinya pelaku industri untuk menggeber bisnisnya seperti yang dilakukan PT Harta Djaya Karya Tbk yang berencana melakukan Penawaran Saham Publik dalam periode lima tahun yang akan datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan itu, PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 480 juta saham atau 25,03%. Perseroan membuka harga penawaran awal di kisaran Rp 100-103/saham, sehingga nilai keseluruhan IPO ini antara Rp 48-49,44 miliar.
Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 18-24 Januari 2024. Perkiraan masa penawaran umum pada 31 Januari-5 Februari 2024, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2024 dengan menggandeng MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Lewat aksi korporasi itu, perusahaan konsultasi desain, konstruksi interior, dan serta pabrikasi furnitur ini telah merumuskan rencana strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya di masa mendatang.
Rencana ini mencakup pembangunan workshop baru yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Selain itu, cMEJA berencana untuk mendirikan 'Experience Center' di beberapa lokasi strategis, sebagai langkah konkrit untuk memperluas jangkauan target pemasaran perusahaan.
Sejalan dengan upaya ekspansi, MEJA juga berencana untuk memperkenalkan in-house brand khusus untuk produk furnitur buatan MEJA. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan identitas merek, tetapi juga memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan produk yang unik dan berkualitas tinggi.
Bersamaan dengan IPO seperti yang telah dijelaskan di atas, MEJA juga menerbitkan sebanyak 480 juta Waran Seri I dengan rasio setiap pemegang 1 Saham Baru berhak memperoleh 1 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 115-125 per saham.
Richie Adrian Hartanto, yang menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan, menyatakan bahwa melalui IPO, Perseroan akan memiliki sumber daya yang lebih besar untuk berinvestasi dalam inisiatif keberlanjutan yang telah direncanakan sebelumnya.
Selain itu, IPO juga memungkinkan Perseroan untuk membentuk kemitraan strategis dan merambah pasar industri konstruksi dengan lebih luas. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan posisi pasar Perseroan dan menciptakan prospek pertumbuhan jangka panjang yang lebih baik.
"Kami yakin bahwa langkah-langkah ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi klien kami dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan," ungkap Richie Adrian Hartanto.
Hary Herdiyanto, selaku Direktur Investment Banking MNC Sekuritas, menegaskan bahwa kemampuan Perseroan dalam mencapai pertumbuhan usaha yang signifikan di masa lalu, bersama dengan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar di masa depan, menjadi salah satu keunggulan dan kekuatan utama Perseroan.
Hary percaya bahwa melalui proses IPO ini, Perseroan dapat meraih momentum tambahan yang akan mempercepat dan memperkuat pertumbuhannya secara lebih efisien melalui peningkatan skala ekonomis di masa mendatang.
(dna/dna)