Perbankan dan pengembang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam mengerakkan perekonomian nasional. Salah satu sinergi sektor perbankan dan pengembang yang dilakukan adalah pemberian tenor kredit hingga 25 tahun lamanya.
Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk, Ade Lukito menyatakan, tak dipungkiri sinergi dengan pengembang terkait produk properti yang mereka kembangkan membawa hasil positif. Hal ini dibuktikan dengan nilai outstanding pembiayaan KPR PT Bank Central Asia Tbk sebanyak Rp 117,9 triliun atau tumbuh 11,5% yoy per September 2023. Ia juga menambahkan, pascapandemi produk yang ditawarkan kian beragam dan inovatif dan tentunya yang memberikan keuntungan bagi konsumen.
"Dan tak dipungkiri, kita (perbankan) dan pengembang saat pandemi bersinergi menggerakkan pasar. Salah satunya memberikan tenor kredit hingga 25 tahun dan ternyata saat ini banyak konsumen di bawah umur 30 tahun yang memanfaatkannya," jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (17/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade mengakui, Jabodetabek adalah penyumbang terbesar dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kawasan Tangerang Raya adalah area penyumbang terbesarnya. Beberapa faktor seperti infrastruktur yang memadai di kawasan Tangerang Raya, menjadi salah satu sebab masyarakat mencari hunian di kawasan ini.
"Faktor lain, adalah konsep produk dan juga reputasi developer jadi acuan masyarakat dalam memilih properti atau huniannya. Di Tangerang dan Serpong banyak properti yang dikembangkan developer besar, seperti Alam Sutera, pasca adanya pintu tol langsung pada 2009, kawasan ini kian diminati dan hingga kini Alam sutera berkembang pesat dengan adanya beragam properti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Chief Marketing Officer Elevee Condominum Alvin Andronicus menegaskan, bergeraknya perekonomian yang dilakukan oleh pengembang biasanya karena adanya pembangunan infrastruktur. Contohnya seperti Alam Sutera dengan adanya pintu tol langsung ke dalam kawasannya pada 2009 membuat kawasan seluas 800 hektar ini kian berkembang.
"Alam Sutera dikembangkan sejak tahun 1994 dan saat ini bukan hanya sebagai kawasan hunian saja, tapi sudah berkembang menjadi kawasan superblok yang besar dengan beragam properti. Sehingga kita, bukan hanya sekedar pengembang yang membangun properti, tapi juga membangun kehidupan di dalamnya," kata Alvin.
Di sisi lain, pengembangan sebuah properti akan memiliki sifat multiplier effect atau efek berganda yang cukup besar terhadap kegiatan industri lainnya. Selain itu juga menciptakan lapangan pekerjaan hingga pendapatan baru dan pajak daerah hingga memberikan peningkatan nilai properti di sekitarnya. Alvin menambahkan, Alam Sutera telah menjadi new teritorial yang menjanjikan karena konsep properti yang kita tawarkan adalah township development.
"Dengan perencanaan yang matang dan konsep yang kuat, sebuah proyek township akan memiliki nilai yang memberikan rasa nyaman untuk hunian, dan juga sebagai kawasan bisnis. Dan untuk mewujudkan produk properti yang ada seperti hunian, maka diperlukan perbankan dalam pembiayaannya kepada masyarakat," tuturnya.
Menurut Alvin, Alam Sutera selalu mengembangkan produk yang berkarakter dan berbeda. Ia mencontohkan Elevee yaitu hunian vertikal dengan konsep kondominium yang memiliki dimensi unit lebih luas dibanding produk hunian vertikal di sekitarnya. Ia mengatakan, dari 2 tower yang dipasarkan hanya tersisa 100-an unit saja.
"Ukuran terkecil di Elevee Condominium itu 87,8 meter persegi. Dan Elevee berada di dalam area seluas 19 hektare yang dinamai Escala dan di dalamnya ada fasilitas hutan kota seluas 4 hektar. Dan di kawasan ini akan di isi beragam fasilitas dan akan menjadi jantung kehidupan, central living Alam Sutera karena lokasinya strategis. Di dalam Elevee Condominium juga memiliki beragam fasilitas yang memanjakan penghuninya," terangnya.
(abr/zlf)